Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memaksimalkan pendidikan dual track guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pendidikan.
- Hari Pertama Masuk Sekolah, 30.000 Siswa SD Negeri-Swasta se-Surabaya Ikuti MPLS
- Literasi Digital, Guru SD dan SMP Sidoarjo Dilatih Ciptakan Konten Edukasi Kreatif
- ITS Luncurkan Tujuh Alat Kesehatan Hasil Inovasi Teknologi Digital
Ia menjelaskan, berbagai langkah dilakukan Pemprov Jatim untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya yakni melalui program dual track pada SMA dan Madrasah Aliyah (MA). Dual track ini menggunakan konssl dualitas yang saling memberikan manfaat.
Sehingga program dual track bisa menjadi solusi terbaik untuk menanggulangi lahirnya pengangguran terbuka dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.
"Tidak hanya SMA, Madrasah Aliyah juga diberikan tambahan keterampilan. Dan Madura jadi fokus pengembangan dual track,†kata Pakde Karwo sapaan Gubernur Jatim.
Peserta didik, lanjutnya, akan dibekali dengan keterampilan khusus yang diberikan intensif pada kelas XI dan ujian sertifikasi akan dilaksanakan di kelas XII setelah ujian nasional.
"Sertifikasi yang diberikan sudah terstandar dan diakui secara nasional. Sehingga lulusan SMA dan MA bisa bersaing di dunia industri dan dunia usaha. Apalagi ada 7 bidang keahlian yang difokuskan sesuai hobi atau keinginan para siswa. Seperti multimedia, teknik elektro, teknik mesin, tata boga, kecantikan dan sebagainya,†tuturnya.
Menurutnya, hakikat penyelenggaraan dual track dalam pendidikan formal merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Yang bisa menyelesaikan permasalahan SDM adalah hanya melalui pendidikan dan pelatihan vokasional.
Selain itu, pada akhir tahun 2014, pihaknya mengambil keputusan agar melakukan moratorium SMA. Sehingga yang harus dilakukan Pemprov Jatim adalah menambah SMK yang berakreditasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Pendidikan Vokasi. Untuk memperkuat dibuat Pergub Jatim mengenai Moratorium SMA untuk SMK. Dengan kondisi saat itu SMK masih 32 persen dan SMA mencapai 68 persen.
"Yang diinginkan komposisinya adalah 70 persen SMK dan 30 persen SMA. Dan ini dapat terwujud pada tahun 2022," tutupnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gandeng LP Ma'arif NU Jatim, Kelas Pintar Lebarkan Sayap ke Jatim
- Resmikan SMPN 62, Risma Ingatkan Perjuangan Pembangunan Sekolah
- Peringatan Hardiknas 2023, Wali Kota Malang Ajak Semarakkan Merdeka Belajar