. Sejumlah peneliti mahasiswa, praktisi pendidikan, hingga pakar pendidikan berkumpul di sebuah pertemuan ilmiah internasional untuk mendiskusikan isu-isu pendidikan kontemporer dalam International Conference on Education Innovation (ICEI) 2019 yang digelar Universitas Negeri Surabaya (Unesa)."Konferensi tahun ini cukup istimewa karena membawa tema yang sedang banyak didiskusikan oleh pemerhati pendidikan di dunia. Konferensi tingkat dunia ini akan memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertukar ide, pengalaman, dan pengetahuan sehingga menghasilkan konsep pendidikan yang lebih baik,†kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd, kepada Kantor Berita , Senin (26/8).Dia berharap, melalui konferensi ini, selain dapat bertukar gagasan atau ide dan mendapatkan banyak pengalaman, juga dapat bersama memberikan kritik dan saran untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia khususnya pada era Society 5.0 saat ini."Kehadiran pakar pendidikan dari luar negeri untuk memberikan pengalamaan serta pengetahuan yang lebih lengkap kepada para peserta. Diharapkan penyelenggara ICEI 2019 juga akan memberikan gambaran tentang menyelesaikan berbagai tantangan sosial dengan memasukkan inovasi revolusi industri keempat dalam setiap industri dan kehidupan sosial,†kata Ketua Panitia, Dr. Erny Roesminingsih, M. Si.ICEI 2019 yang digelar Unesa di Hotel Wyndham, Surabaya pada Sabtu (24/8) merupakan yang ketiga kali, dengan tema "Empowering Education in Society 5.0" kegiatan yang diorganisir oleh Fakultas Ilmu Pendidikan ini menghadirkan beberapa pakar dan pemerhati pendidikan nasional dan internasional.Mereka adalah Assoc. Prof. Dr. Susan Legder dari Universitas Murdoch, Australia dan Bambang Sumintono, P.hD. dari Universitas Malaya, Malaysia serta Prof. H. Ahmad Sonhadji K.H., M.A., Ph.D dari Universitas Negeri Malang.Dalam forum ilmiah ini, sejumlah 124 presenter yang akan memaparkan hasil penelitiannya. Peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan, diantaranya para peneliti, mahasiswa, praktisi pendidikan, hingga pakar pendidikan. Tak hanya berasal dari Indonesia, para penyaji juga berasal dari Malaysia, Thailand, China, hingga Australia.Melalui konferensi ini juga, Prof Bambang memperkenalkan perjanjian kemitraan internasional mengenai kolaborasi penelitian pendidikan. Komitmen Kerja sama ini diadopsi dari berbagai tindakan terbaik yang telah dilakukan dalam menangani kasus pendidikan apapun. [isa/mkd]
- Wali Kota Kediri Sidak Kesiapan Sekolah Jelang PTM
- Supaya Anak Didiknya Bisa Tetap Belajar, Siti Huroirohmatin Rela Berkeliling Terminal dan Pasar
- Uji Kompetensi Profesi Dokter Mahasiswa FK Unusa Angkatan I Lulus 100 Persen
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hari Pertama Masuk Sekolah, 30.000 Siswa SD Negeri-Swasta se-Surabaya Ikuti MPLS
- Kemenag-JQHNU Jombang Kukuhkan 2.032 Siswa MI Hafal Juz 30, Hafalannya Diuji Menag Nasaruddin
- Tur Perpisahan Sekolah Bikin Wali Murid Surabaya Was-was, Perlu Dilanjutkan atau Ditiadakan?