Meski sama-sama melibatkan masyarakat, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) tak selalu memberi hasil yang sama. Sebuah Parpol bisa sukses di Pilkada, tapi belum tentu saat Pileg. Begitu pula sebaliknya.
- Nakhoda Baru BNN Dituntut Kerja Silent dan Tuntas
- Pengamat: Dukungan Khusus Airlangga Hartarto Bisa Kuatkan Andi Budi di Akar Rumput Golkar
- PKPU 19/2023 Disetujui DPR, Putusan MKMK Tak Pengaruhi Batas Usia Capres-Cawapres
"Dalam Pilkada ini, figurlah yang menjadi keutamaan. Berbeda dengan Pileg," ujarnya kepada Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (29/11).
Menurut Munandi, partai besar dan pemenang Pileg, belum tentu bisa menang dalam Pilkada. Terutama ketika calon yang diusung tidak disukai masyarakat.
"Partai besar harus berhati-hati dalam menentukan calon. Apabila tidak (diterima) di hati masyarakat, ada kemungkinan tidak dipilih dan gagal," ucapnya.
Kegagalan parpol besar saat mengusung calon kepala daerah bisa dibilang akibat tidak hati-hati. Terutama dalam menetapkan calon yang diusung.
"Banyak yang kurang hati-hati dalam penetapan calon. Sehingga tidak berbanding lurus antara partai besar dan hasil pilkada," pungkasnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Banyak Momentum, Pertumbuhan Ekonomi Mestinya Melebihi 5,44 Persen
- Alasan DPD Dorong RUU Hilirisasi Minerba
- Walikota Kediri Peringati Hari Kesaktian Pancasila Secara Virtual