Insiden tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 dianggap menjadi salah satu kegagalan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono. Tragedi yang menghilangkan 53 nyawa prajurit itu juga dinilai jadi penghambat karirnya menjadi Panglima TNI.
- Suara Prabowo di Jember Jatim, Emil Dardak Optimis Bisa Menang Tebal
- HPN 2024, Bupati Jember Dapat Penghargaan Anugerah PWI Pusat
- AHY: Kader Demokrat Layak Sambut Gembira Elektabilitas Yang Mencapai 2 Digit
Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam mengatakan, insiden tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 telah terstigma di masyarakat bahwa Laksamana Yudo sudah gagal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
"Menurut saya sudah tertutup kemungkinan bagi KSAL Yudo untuk dapat dipercaya menjadi Panglima TNI. Presiden Jokowi dan DPR tentu bukan tidak mungkin akan juga menilai demikian," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/8).
Sehingga kata Saiful, menurutnya KSAL Yudo sangat sulit dipilih menjadi Panglima TNI. Sebab, kinerja utamanya dalam melakukan perawatan terhadap perlengkapan dan peralatan TNI AL dianggap tidak berhasil.
Apalagi, insiden tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 bukan hanya menjadi sorotan masyarakat Indonesia, tetapi juga internasional.
"Selain itu bisa jadi Internasional baik Amerika maupun China tidak berkenan bagi Indonesia untuk memilih KSAL Yudho untuk menduduki jabatan tertinggi dalam TNI," pungkas Saiful.
Nama lain yang digadang berpotensi menggantikan Hadi Tjahjanto adalah KSAD Jenderal Andika Perkasa.
Meski dia akan pensiun di akhir tahun 2022, sosoknya dianggap tepat memimpin TNI karena rekam jejaknya bisa menjadi sosok yang bisa membawa TNI disegani di lingkungan internasional.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gus Muhaimin Serukan Anti Kekerasan Perempuan Dan Anak
- HNW Sebut Bu Mega Tidak Setuju Amandemen Masa Jabatan Presiden 3 Periode
- Gelar Pahlawan Nasional untuk Prof. Kusumaatmadja Penting di Tengah Kompetisi Dunia