Suasana demokrasi hari ini sangat berbeda dibanding dua pemerintahan sebelumnya. Di masa Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, yang namanya kritik terhadap penguasa sudah lazim. Namun pada hari ini, kritik penguasa dibalas bully oleh buzzer bayaran.
- PKS Puji Kebijakan Anies Baswedan di Jakarta Tak Menimbulkan Gejolak SARA
- Tanggalkan Kekiaian, Gus Makki Minta Didoakan Warga Menjelang Penetapan Paslon Bupati Banyuwangi
- DPRD Minta Pansel Direksi PT PJU Paham Konsep Intensifikasi Bisnis
Di era Megawati, menurut Rizal ada ruang untuk kritik penguasa. Rizal menyebut suami Megawati, alm. Taufiq Kiemas, bisa memahami kritik itu sebagai bagian dari demokrasi. Taufiq bahkan meminta anggota PDI Perjuangan untuk tidak menyerang Rizal Ramli.
"Ketika Mbak Mega Presiden, RR tetap bersikap bersahabat, kritis & solutif jika menyangkut hal2 yg strategis. Tidak ada serangan balik dari teman2 PDIP. Ternyata Bang TK ingatkan, jangan ganggu RR krn dia sejak muda berjuang utk RI. Hari ini berbeda, buzzers dibayar utk bully2,†ciut Rizal.
Di era SBY, kurang lebih sama. SBY memberikan respon positif atas berbagai kritik yang dia sampaikan. Seperti mengurangi utang kepada IMF dan pembubaran CGI.
"Ketika SBY Presiden, RR sangat kritis thd pola kebijakan neoliberal. Dgn Tim Indonesia Bangkit, dorong spy percepat pembayaran utang IMF, bubarkan CGI tsb. SBY respons positif, sembari kadang2 sebel. Hari ini auranya semakin otoriter, kritis dikit di-bully pakai buzzers bayaran,†demikian Rizal Ramli.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Lebih Terhormat Jika Netral di Pilpres 2024
- Pemuda Muhammadiyah Siap Kawal RUU Energi Baru Terbarukan
- Gaduh Kebocoran Data, BSSN: Keamanan Siber Tanggung Jawab Bersama