Evakuasi korban bencana banjir bandang dan juga longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) diminta Presiden Joko Widodo untuk dipercepat.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
Jokowi menyampaikan hal ini dalam jumpa pers virtual di Istana Negara, Jakarta Pusat, yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4).
"Saya minta Kepala BNPB, Kepala Basarnas dibantu Panglima TNI dan Kapolri yang dibantu seluruh jajarannya mengerahkan tambahan personel SAR," ujar Jokowi.
Penambahan personel ini, menurut Jokowi harus dilakukan. Karena, ada lokasi-lokasi bencana di NTT maupun NTB yang belum bisa diakses atau terisolir karena terdampak bencana banjir bandang dan atau longsor.
"Dan berbagai gugus pulau di NTT, (seperti) di Pulau Alor, Pulau Pantar dan pulau-pulau lainnya (dengan penambahan personel SAR) untuk melancarkan proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban," tuturnya sebagaimana dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, selama satu pekan terakhir cuaca ekstrem akibat siklon tropis seroja telah dirasakan diberbagai daerah di Indonesia, khususunya di Provinsi NTT dan Provinsi NTB yang mengalami dampak paling besar.
Oleh karena itu, Jokowi menghimbau kepada seluruh masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan bencana.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik