Pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, bukan sekadar silaturahmi dan nostalgia. Lebih dari itu, ada agenda besar dalam pertemuan kedua tokoh tersebut.
- Ganjar Minta Maaf dan Siap Bertanggungjawab, Pastikan Warga Wadas yang Diamankan Dibebaskan
- Gubernur Khofifah Hadiri Muswil IX PPP Jatim, Sinyal Dukung Mundjidah Wahab
- Erick Thohir Diminta Selamatkan Garuda tanpa Suntikan APBN
Berkenaan dengan hal itu, ada dua hal yang dibahas dalam agenda 'politik nasi goreng' yang disuguhkan kepada publik di kediaman Mega kemarin.
Pertama, soal kans pertarungan Pilpres 2024 mendatang. Seperti diketahui bersama, periode tersebut PDIP tak bisa lagi mengusung Joko Widodo sebagai capres.
"Bisa saja Prabowo dipasangkan dengan Puan di Pilpres 2024. Jadi nanti setelah periode 2019-2024, akan ada Prabowo-Puan," sambungnya.
Kedua, pembicaraan Mega-Prabowo tidak lepas dari komposisi Kabinet Jilid II pemerintahan Jokowi.
Menurut Ramses, suara Megawati masih kuat sebagai bahan pertimbangan oleh Jokowi untuk memberi masukan dalam menyusun komposisi kabinet.
"Prabowo atau Gerindra bisa masuk, tapi tentu ini menjadi menarik jika melihat partai politik koalisi Jokowi. Tapi kembali lagi, itu adalah hak prerogatif presiden," tandasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh politisi PKS, Aboe Bakar Al-Habsyi yang menganggap politik nasi goreng ala Megawati itu tak ubahnya nostalgia sahabat lama.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kyai Sepuh NU, KH. Imron Anis Sebut Bunda Indah juga Layak Didukung di Pilkada Lumajang Meski dari Muhammadiyah
- Putus Praktek Korup Politisi, RR Usulkan Parpol Dibiayai Negara
- Pengamat: Marwah AHY Runtuh Kalau Jadi Menteri Jokowi!