Banyak pembicaraan politik yang dilakukan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto di kediaman Mega, Jalan Teuku Umar, Menteng, Rabu kemarin.
- Hanya Dianggap sebagai EO G20, Jokowi Gagal Damaikan Rusia-Ukraina
- Puan Maharani Bisa Ajukan Interpelasi Soal Penundaan Pemilu
- DPC Demokrat Lumajang Jaring Bakal Calon Bupati dan Wakilnya
"Kemudian Kementerian, BUMN, Watimpres (Dewan Pertimbangan Presiden), atau Dubes dan lain-lain. Ini yang mungkin dibahas," kata Igor dilansir Kantor Berita RMOL, Jumat (26/7).
Soal pernyataan Mega usai pertemuan yang menyebut tak mengenal sistem oposisi dan koalisi di sistem ketatanegaraan Indonesia, hal itu dinilai sebatas mencairkan suasana.
Sebaliknya, pernyataan Presiden ke-5 RI ini justru dimaknai Director Survey and Polling Indonesia (SPIN) ini sarat makna yang berarti ada kemungkinan kubu Prabowo dalam hal ini Gerindra masuk ke dalam kabiner Jokowi-Maruf.
"Pernyataan Megawati soal tidak dikenalnya oposisi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia menyiratkan akan muncul 'oposisi rasa koalisi' di kabinet ke dua Jokowi nanti," lanjut Igor.
"Pertemuan lanjutan Prabowo Subianto berikutnya mungkin dengan tokoh parpol koalisi pemerintah lainnya, tentunya diduga memperbesar potensi itu," tandasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Seknas Ganjar: Nilai Luhur Harus Dirawat, Tinggalkan Ego Politik
- Kampanye Dini Tak Ditindak, Bawaslu Dinilai Kurang Gigi
- Jokowi Disarankan Rekrut Menteri Teknokrat di Akhir Masa Jabatannya