Pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, tak lain bagian dari mencairkan suasana komunikasi politik yang selama ini terjalin kaku dan beku.
- Diboikot Iran, Parlemen Irak Gagal Lagi Pilih Presiden
- Rocky Gerung: Kunto Arief Punya Kemampuan Futuristik
- Besok, KPU Jatim Tetapkan Paslon Pilgub 2024
"Jadi agak berbeda dengan PDIP dan Demokrat yang sulit untuk cair. Saya melihat PDIP kian akrab dengan Gerindra sepanjang komunikasi Bu Mega dan Pak Prabowo intens," ujar Surokim Abdusaalam, kepada Kantor Berita , Rabu (24/7).
Kendati demikian, lanjut Peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) ini, pertemuan ini bukan berarti untuk memproyeksi duet PDIP dan Gerindra pada 2024 mendatang.
"Masih cukup jauh waktunya. Lima tahun lagi tentu terlalu dini melihat peta itu. AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) juga sedang membangun komunikasi politik untuk mencairkan kebuntuan komunikasi politik selama ini. Saya kira terlalu dini melihat peluang PDIP dan Gerindra untuk menghadang AHY," lanjutnya.
Justru, kata Surokim, bisa saja ini bagian untuk menjaga komunikasi politik di pemerintahan Jokowi agar Gerinda menjadi oposisi yang bisa konstruktif dan positif.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Syahganda: Megawati Duulu Pendukung Soeharto Sebelum 27 Juli 1996
- Pidato Puan di Sidang Tahunan, Membuktikan Dirinya Siap Bertarung di Pilpres
- Gelar Doa Bersama, Gabungan Relawan Beri Dukungan untuk Gibran Rakabuming