RMOLBanten. Pengusaha memperkirakan pertumbuhan industri percetaÂkan
pada tahun ini stagnan. Hal ini dikarenakan masih banyak tantangan yang
harus dihadapi. Salah satunya, semakin berkemÂbangnya teknologi digital.
- Pemkab Kediri Serahkan Bantuan Modal Kepada Ratusan UMKM Terdampak Pandemi
- Pelaku Industri Tembakau Khawatir Aturan Kemasan Polos Bikin Rokok Ilegal Tak Terkendali
- Mendag Resmikan Gudang Ekspor Shopee, Harapannya Produk Indonesia Bisa Rambah Pasar Internasional
"Secara umum, kondisi inÂdustri grafika berada dalam tren stagnan karena perkembanÂgan teknologi digital yang meÂnyebabkan koreksi permintaan," ujarnya, di Jakarta, kemarin.
Penyelenggaraan pemilihan umum memang menjadi harapan bagi industri grafika untuk menÂdongkrak kinerja pada tahun ini. Selain permintaan pemerintah untuk mencetak buku pelajaran untuk musim ajaran baru.
Ia mengungkapkan, tantangan lain yang menekan pertumbuhan industri adalah pasokan kerÂtas. "Pasokan kertas tidak bisa dipenuhi dengan cepat sesuai dengan permintaan pelaku inÂdustri grafika," tuturnya.
Hal tersebut disebabkan proÂdusen kertas lebih banyak meÂmenuhi kebutuhan pasar ekspor dibandingkan dengan kebutuhan dalam negeri. Kertas daur ulang pun juga sulit didapatkan sebagai efek dari pengurangan pemakaÂian kertas di Amerika dan Eropa sehingga menghambat pasokan kertas bekas.
Para pelaku industri percetakan pun mulai menyesuaikan harga produk mereka karena kenaiÂkan harga bahan baku tersebut. Mughi menyebutkan rata-rata pelaku industri grafika menaikÂkan harga jual sekitar 10 persen.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- BIJB Kertajati Belum Diminati Masyarakat Karena Tiket Pesawat Terlampau Mahal
- India Tolak Jual Tesla Buatan China, Ini Alasannya
- Kredit Macet Dampak Pinjaman Berbunga Jadi Fenomena baru, DPD Soroti KInerja OJK