JELANG Pilkada 9 Desember 2020, percaturan politik kian dinamis. Ada partai politik yang berani mengusung kadernya sendiri. Namun ada juga yang hanya sebagai pengusung.
Setidaknya ada 8 elit partai politik pemilik 50 kursi DPRD Banyuwangi.
Pertama, PDI Perjuangan. Partai berlogo Banteng Moncong Putih ini memiliki 12 kursi di DPRD dan satu satunya partai politik di Banyuwangi yang bisa mengusung Cabup dan Cawabup sendiri tanpa harus koalisi.
Kendati demikian, PDIP tetap membuka pendaftaran ke publik untuk khalayak umum pada beberapa bulan lalu. Hasilnya, ada 5 pendaftar Cabup dan Cawabup yang diserahkan ke DPD Jawa Timur yang selanjutnya diserahkan ke DPP.
Dari 5 pendaftar itu yang kader sendiri hanya Yusuf Widyatmoko. Dia mantan Ketua DPC yang juga menjabat ketua DPD BMI Jatim (Banteng Muda Indonesia) dan Wakil Bupati Banyuwangi.
Di PDIP sendiri ada 3 pintu pendaftaran, selain di DPC bisa mendaftar lewat DPD dan DPP.
Nah, untuk urusan DPD dan DPP, Ketua DPC PDIP Banyuwangi, Made Cahyana Negara, mengaku belum tahu. Pihaknya sampai sekarang juga masih menunggu siapa yang akan direkom.
Kedua, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai besutan Muhaimin Iskandar ini memiliki 9 kursi di DPRD Banyuwangi. Partai ini juga menjadi satu-satunya partai politik yang berani mengusung kader internalnya.
Melalui rapat pleno, DPC PKB Banyuwangi sepakat mengusung KH A Munib Safaat dan HM Joni Subagyo sebagai Cabup dan Cawabup Banyuwangi yang selanjutnya diusulkan ke DPP.
Walaupun sebelumnya DPC PKB membuka pendaftaran dan ada yang mendaftar 9 orang, namun Kata Ketua DPC PKB Banyuwangi, Joni, tidak satu pun yang melengkapi berkas sesuai persyaratan. Sehingga pilihannya jatuh pada Gus Munib dan Joni.
Ketiga, Partai Demokrat. Partai yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini memiliki 6 kursi. Dan karena itu melalui tim penjaringan DPC Demokrat sepakat memilih opsi kedua mengusung kader sendiri sebagai Cawabup.
Dikatakan Michael Hariyanto selaku Ketua DPC Demokrat Banyuwangi, ada nama Riki Antar Budaya yang masuk dalam penjaringan. Riki adalah anggota DPRD Banyuwangi Dapil 3 sekaligus peraih suara terbanyak.
Selain itu Riki juga sudah diminta partai politik lain untuk diusung menjadi Cawabup.
Dan untuk opsi pertama, menurut Michael Hariyanto, karena pihaknya tidak bisa mengusung Cabup sendiri, maka semua keputusan akan dikembalikan ke pusat.
Keempat, Partai Golkar. Partai berlogo pohon beringin ini memiliki 5 kursi di DPRD Banyuwangi.
Melalui mekanisme internal DPD Tingkat II Banyuwangi, pihaknya sudah mengusulkan 10 kandidat Cabup dan Cawabup ke DPD Jatim yang selanjutnya diteruskan ke DPP.
Namun hingga kini yang dipanggil DPD Tingkat 1 Jatim hanya 2 orang, yaitu Ali Ruchi dan Dr.Taufik Hidayat.
Menurut Sekertaris DPD Golkar Banyuwangi, Sahlan, untuk mekanisme selanjutnya akan diserahkan ke DPP.
Kelima, Gerindra. Dengan memiliki 5 kursi DPRD Banyuwangi, Partai Gerindra saat ini sudah melakukan proses panjang dan masih terus berproses komunikasi dengan Parpol lain.
Seperti dikatakan Ketua DPC Gerinda Banyuwangi, Naufal Badri, pihaknya sudah mengirimkan nama-nama Cabup yang dulu mendaftar di DPC.
Meski tidak bisa mengusung calon sendiri, namun Gerindra siap berkoalisi dengan parpol lain dan melawan dinasti politik dari petahana.
Keenam, Partai Nasdem. Dengan 5 kursi di DPRD Banyuwangi, Partai Nasdem menjadi satu satunya partai politik yang sudah mengeluarkan rekomendasi untuk Ifuk Fiestiandani yang notabene istri Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas sebagai Cabup Banyuwangi.
Menurut Ketua Nasdem Banyuwangi, Supriyadi, selama ini mekanisme penetapan calon yang diusung melalui penjaringan serta pengamatan rekam jejak dan hasil survey.
Kendati sudah merekomendasikan Ifuk Fiestiandani, namun Partai Nasdem tetap intens melakukan komunikasi dengan beberapa partai dengan harapan dapat membuka peluang koalisi.
Ketujuh, Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saat ini PPP memiliki 4 kursi di DPRD Banyuwangi. Sejauh ini masih komunikasi dengan lintas Parpol. Hal ini disampaikan Sekretaris PPP Syamsul Arifin.
Namun demikian, PPP tetap berharap menjagokan ketua DPC PPP yaitu KH. Fauzan untuk maju sebagai Bacawabup mendatang. Selebihnya PPP belum memutuskan akan berkoalisi dengan siapa. Sebab semuanya masih berproses.
Kedelapan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai ini memiliki 2 kursi di DPRD Banyuwangi.
Ketua Umum PKS Banyuwangi, Ustazd Faizol Aziz menjelaskan, saat ini pihaknya sudah melakukan penjaringan mekanisme internal kepada tokoh-tokoh Banyuwangi. Selanjutnya hasil penjaringan dikirim ke DPW Jatim.
Sampai sekarang, kata Faizol, pihaknya tetap menjalin komunikasi ke partai politik lain dan para tokoh tokoh. Oleh karenanya, masih terbuka peluang bagi siapa saja yang diusung oleh PKS.
Kesembilan, Partai Hanura. Dibanding partai lain, pergerakan Partai Hanura belum menonjol menghadapi Pilkada Banyuwangi 2020.
Memilliki 2 kursi di DPRD Banyuwangi, sampai detik ini Partai Hanura belum mengusulkan ke DPP siapa yang akan diusung. Tampaknya Hanura lebih memilih membangun koalisi. Sehingga semua peluang masih terbuka dan dinamis.
Kendati demikian, Sekertaris DPC Hanura Banyuwangi, Yudi Prasetyo mengatakan, Hanura tidak menutup kemungkinan akan berkoalisi dengan PKB untuk mengusung Gus Munib dan Joni.
Karena itu dalam waktu dekat Hanura Banyuwangi akan menghadap ke DPP melaporkan bangunan koalisi dan sekaligus meminta rekom.
Demikian peta politik sementara jelang Pilkada Banyuwangi. Dari sini terlihat jelas bahwa pesta demokrasi 5 tahunan ini akan berjalan dinamis.
Semua Parpol punya peluang. Dari 50 kursi di DPRD Banyuwangi, bisa muncul dua Paslon. PDIP dan PKB bisa menjadi pemborong. Jadi pilihannya siapa memborong siapa?
Atau, tidak menutup kemungkinan ada tiga Paslon jika ternyata ada koalisi baru atau poros tengah dari Parpol yang tidak bisa mengusung calon sendiri. Patut ditunggu.
Danu Budiyono
Penulis adalah aktivis sosial politik Banyuwangi
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Legacy Anies Baswedan untuk Indonesia
- Usia Capres dan Cawapres dalam Perspektif Politik & Psikologi
- Koperasi Soal Masa Depan Bukan Masa Lalu