Sebagai langkah menapaki kompetisi di level lebih tinggi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas terus berkomitmen memperkuat bisnis sektor gas di dalam negeri.
- INKA Hadirkan Kereta SSNG dan KRDE Makassar-Parepare untuk Angkutan Lebaran 2025
- Dirut BTN Kunjungan Kerja ke Cikarang, Bekasi dan Karawang, Pastikan Penyaluran Bansos Tepat Sasaran
- Program Batara Spekta Sukses, Nasabah Loyal BTN Meningkat 222 Persen
"Saat ini saja, PGN telah merencanakan pengembangan infrastruktur gas yang pada 2019, ditarget mencapai 109 kilometer untuk distribusi. Untuk penguatan pelayanan tersebut, kami juga terus melakukan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur, lebih dari 90% jaringan pipa gas PGN dijamin mempunyai kualitas baik hingga masa 30 tahun,†ungkapnya, Jumat (26/4).
Terkait ekspansi layanan konsumen, Rachmat meyakini PGN bisa menjangkau target yang telah ditetapkan. Terlebih lagi, sejauh ini PGN mempunyai portofolio sumber daya manusia yang mumpuni di bidang bisnis gas.
Tak hanya itu, mengingat adanya tantangan demografi, Rachmat memaparkan selain berkualitas, SDM yang dimiliki perusahaan juga ditopang generasi milenial. Jumlah generasi milenial tersebut, singgungnya, saat ini mayoritas.
"Dengan begitu, inovasi layanan, pengembangan produk, serta invensi yang sesuai dengan tantangan zaman, akan bisa diatasi PGN,†tambah Rachmat.
Saat ini, PGN mempunyai lini bisnis pipanisasi Gas, CNG, dan LNG. PGN hadir melalui produk antara lain Sinergi yang menyasar segmen pelanggan industri dan komersial, Gas Kita untuk pelanggan rumah tangga, Gas Link untuk pengguna CNG atau LNG, serta GasKu yang melayani sektor transportasi.
Tahun lalu, PGN mmencatatkan kinerja konsolidasi yang positif. Dari sisi pendapatan mencapai US$3,87 miliar, dengan EBITDA sebesar US$1,20 miliar.
Total aset yang dikelola PGN mencapai US$7,94 miliar. Dari kinerja konsolidasi secara operasional, pada sisi hulu PGN menorehkan catatan lifting minyak dan gas bumi sebesar 39.213 BOEPD, sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 962 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.101 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya 210 BBTUD.
Pada 2018, PGN secara konsolidasian menghasilkan laba operasi sebesar US$645 juta, yang meningkat dibandingkan pada tahun 2017 yang sebesar US$515 juta. Hasil positif itu didorong peningkatan dari sisi pendapatan yang sebesar US$3,8 miliar, melejit dari posisi US$3,5 miliar pada periode sebelumnya.
Alhasil, posisi keuangan PGN pun kian kuat. Apalagi, laba bersih yang tercatat menembus angka US$305 juta, naik signifikan dibandingkan US$197 juta pada periode 2017.
Kinerja keuangan inipun diganjar penilaian yang stabil oleh berbagai lembaga pemeringkat utang. Secara keseluruhan, kondisi keuangan PGN masih dinilai stabil, tidak buruk selama tahun lalu.
Secara lebih detil, kinerja keuangan yang menghijau itu ditopang geliat operasional. PGN selama tahun lalu, berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 894 BBTUD, naik 8% menjadi 962 BBTUD pada 2018.
Sedangkan untuk transmisi gas, PGN mencetak volume sebesar 2.101 MMSCFD, lebih besar dibandingkan 2.078 MMSCFD volume transmisi gas pada 2017.
Hal inipun menggambarkan pertumbuhan signifikan sisi operasional PGN, mengingat pada periode 2016-2017, kenaikan kinerja operasional sangat tipis.
Peningkatan operasi bisnis tersebut, tak lepas dari ekspansi pelayanan yang digarap PGN. Hingga tahun lalu, tercatat jumlah pelanggan distribusi gas mencapai 325.914, naik dari posisi 299.766 pada 2017, terlebih lagi adanya lompatan kenaikan jumlah pelanggan sejak 2014 yang hanya sebesar 96.049.
Sementara itu, dalam RUPS Tahunan 2019 pada hari ini, pemegang saham juga menyepakati pergantian pengurus perusahaan. Pergantian terjadi pada susunan Direksi dan Komisaris. Rapat memutuskan menambah 1 Direksi dan mengganti 1 Komisaris, serta menambah 1 Komisaris.
Adapun Pertamina selaku pemegang surat kuasa dari Kementerian BUMN atas PT PGN Tbk mengusulkan pergantian Komisaris atas nama Hambra menjadi Lucky Alfirman, dan menambah Mas’ud Khamid dalam jajaran Dewan Komisaris PGN. Sementara itu, jajaran Direksi PGN saat ini dilengkapi dengan masuknya Syahrial Mukhtar menjadi Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis.[isa/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Perluas Pasar di Indonesia Timur, Ini Strategi DJA
- Presiden Selanjutnya akan Diwarisi Utang Jokowi Rp8.000 Triliun
- Di Tengah Ancaman Resesi Global, Ekonomi India Masih Perkasa