Pidato Presiden Joko Widodo dalam menanggapi lonjakan kasus Covid-19 yang tengah melonjak dinilai terlalu normatif dan mengecewakan.
- Uji Nyali Dibutuhkan Ganjar agar Modal Elektabilitasnya Tidak Hangus Begitu Saja
- Setujui Pemekaran Papua, Ini 6 Catatan Kritis Fraksi Demokrat
- 13 Pokok Keberatan KPK Atas LAHP Ombudsman Tentang Peralihan Status Pegawai KPK
Dalam pidato itu, Jokowi meminta masyarakat yang tidak memiliki kebutuhan mendesak untuk tidak keluar rumah. Mantan walikota Solo itu juga meminta masyarakat tidak menolak vaksin Covid-19. Di satu sisi, Jokowi juga menekankan bahwa pemerintah tetap memakai opsi PPKM di tengah lonjakan kasus corona, bukan lockdown.
Bagi Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Andi Arief, apa yang disampaikan Presiden Jokowi sangat normatif tersebut.
"Pidato Presiden merespon perkembangan amuk covid sangat normatif," katanya dalam akun Twitter, @Andiarief_, Rabu (23/6).
Andi Arief menyayangkan pernyataan Jokowi yang sebatas mengulang pidato lama. Padahal di satu sisi pidato itu gagal dalam memotong rantai sebaran corona. Sementara di satu sisi tidak ada terobosan baru untuk mengatasi lonjakan Covid-19.
"Mengulang berbagai pidato yang usang dan terbukti gagal. Tidak ada yang baru, mengecewakan," ujarnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kepala BRIN Sebut Kebun Raya Mangrove Surabaya Paling Unik dan Terbaik se-Indonesia
- Ketum Parpol Pertama Yang Tampil di Twitter Space, AHY Disambut Antusias Para Netizen
- Akhiri Turba, Ketua PKS Jatim Kampanyekan Gerbang Baru Nusantara dan Kemenangan Khofifah-Emil Di Wilayah Ini