. Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari, membantah usulan pendamping Joko Widodo harus berasal dari kalangan tokoh muslim. Menurut Eva syarat utama adalah keahlian di pemerintahan.
- Ancaman Blokir WhatsApp Cs Diminta Jangan Sekadar Gertak Sambal!
- 92 Persen Pilkada Dibiayai Cukong, Mahfud MD Harus Berani Memberantas
- Miras Dinamai 'Abidin', Kiai Luthfi Bashori: Ini Pelecehan Terhadap Islam
"Kan kita repot kalau mengambil orang, dia punya umat tapi di dalam tata kelola pemerintahan tidak punya skill," terang Eva di komplek DPR, Jakarta, Senin (30/4).
Wanita yang menjadi Ketua Kaukus Pancasila ini berpandangan jika kondisinya seperti itu maka akan merepotkan Jokowi nantinya.
Sehingga lanjut Eva, walaupun probabilitas tokoh muslim begitu tinggi di Indonesia, namun tetap menjadi kriteria kedua.
"Yang pertama tetap expertise-nya dulu, baru yang kedua muslimnya," pungkas anggota DPR, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Trend pendamping Jokowi di Pilpres 2019 mendatang harus tokoh muslim mengacu pada pengalaman Pilpres 2014.
Saat itu JK sebagai cawapres Jokowi merupakan ketua Dewan Masjid Indonesia dan Ketua Mustasyar PBNU.
Usulan pendamping Jokowi harus dari kalangan muslim yang berlatar belalang santri juga deras disuarakan oleh partai koalisi seperti PKB dan PPP. [dzk]
Âikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pilkada Serentak Menjerumuskan Rakyat Menjadi Korban Covid-19
- Kalau Puan Tidak Berani Tolak Kenaikan Harga BBM, Rakyat akan Sulit Menilainya Layak Jadi Presiden
- Reses Di Pacet, Politisi Gerindra Dicurhati Pembangunan Jalan Usaha Tani Dan Plengsengan Ambrol