Prediksi BIN Terbukti, IDI Minta Pemerintah Naikkan Tes Hingga 100 Ribu Per Hari

Kasus positif virus corona baru (Covid-19) pada bulan Juli diprediksi mencapai 100 ribu yang diprediksi Badan Intelejen Negara (BIN) terbukti benar.


Hal ini membuat Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) prihatin, karena pemerintah tidak bisa mengendalikan potensi penularan virus asal kota Wuhan, China tersebut.

"Jadi kalau dilihat dari sisi penambahan tentu kita prihatin, mempertanyakan kinerja," ujar Ketua Satgas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/7).

Namun secara global, menurut Pakar virus HIV Aids di Indonesia ini, jumlah angka positif kumulatif di dalam negeri yang pada hari ini telah mencapai 102.051 kasus masih jauh lebih sedikit jika dibanding negara lain.

"Jadi kalau kita lihat yang 1-4 juta lebih (angka kasus positif corona di beberapa negara), India satu juta (kasus positifnya), dan brazil naik 1 juta dalam 27 hari. Jadi kalau dilihat dari Amrik, Brazil, India ya masih lumayan baik (Indonesia)," tuturnya.

Tapi, yang menjadi titik perhatian masyarakat menurut Zubairi Djoerban adalah penambahan kasus positif corona yang setiap harinya masih bertambah terus hingga lebih dari seribu kasus.

"Tentu yang tidak nyaman itu kok naik terus? Dan peringkatnya (negara dengan kasus positif corona terbanyak) dulu nomor 33 (secara global), terus 30, ke 29 dan sekarang ini sudah ke peringkat yang 24," sambungnya.

Oleh sebab itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini meminta pemerintah untuk menaikkan target pemeriksaan corona menjadi lebih tinggi lagi dari target yang telah ditetapkan sebesar 20 ribu tes per hari. Karena menurutnya, pemeriksaan yang masif dari pemeirntah merupakan ujung pangkal dari upaya menuntaskan masalah kesehatan yang sudah melanda di 216 negara. Capaian pemeriksaan Indonesia pun, berdasarkan catatan Satgas Covid-19 IDI baru sebanyak 5.095 per satu juta penduduk, atau total angkanya sekitar 1,39 juta tes.

"Tes yang masif kita masih kurang banget. Saya kira harus diberi target angka. Kalau provinsi yang besar harusnya 10 ribu perhari. Total Indonesia semestinya 100 ribu per hari. Jadi yang sekarang sudah naik sudah bagus, tapi masih kurang," ungkapnya.

"Karena memang targetnya harusnya jauh lebih tinggi dari yang sekarang ini telah dikerjakan. Tes yang masif itu amat penting. Karena begitu ketemu bisa dikarantina sehingga kemudian penularan terputus," demikian Zubairi Djoerban menekankan.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news