Pernyataan pemerintah harus satu arah agar bisa dimengerti oleh rakyat. Jajaran penerjemah maksud Presiden Joko Widodo tidak boleh asal dan harus sejalan.
- Erick Thohir Gerakkan BUMN Farmasi Produksi Obat Herbal dan Generik
- Megawati dan Puan Maharani Buktikan Perempuan Bisa Tampil Pimpin Negeri
- Blak-blakan, Prabowo Ungkap Nama Subianto Berasal dari Sosok Polisi Istimewa
Dalam hal ini, Presiden PKS Sohibul Iman mengkritik pernyataan yang tidak sejalan di jajaran pemerintah mengenai mudik. Jurubicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman membolehkan rakyat untuk mudik, sementara tak lama berselang pernyataan itu direvisi oleh Mensesneg Pratikno.
“Jubir Presiden RI dan Mensesneg itu dalam satu kabinet, kan? Ditangkap oleh sesama kabinet aja beda, lalu bagaimana kepala daerah dan masyarakat harus memahami pesan Presiden Joko Widodo,” tutur Sohibul Iman dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (3/4).
Pertanyaan Sohibul lantas mengerucut pada dua dugaan. Pertama dugaan bahwa Fadjroel sebagai jubir tidak paham dengan pesan Jokowi. Sedang dugaan kedua adalah pesan Jokowi yang memang tidak bisa dimengerti.
Dugaan itu didasarkan pada alasan bahwa Fadjroel sempat salah dalam memberi penjelasan mengenai strategi pemerintah menghadapi Covid-19.
Disebutkan Fadjroel bahwa strategi itu adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diikuti darurat sipil. Tapi nyatanya, yang diambil adalah PSBB dan kedaruratan kesehatan masyarakat.
“Jadi ini jubirnya yang tidak ngerti atau pesan-pesannya yang ambigu? Ini juga bikin rakyat sulit percaya,” tutupnya, seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Silon Sulit Diakses, KIPP Pertanyakan Etika KPU
- UAS: Basic Islam Bisa Menjadi Kode Etik Bagi Jurnalis
- Bupati Mundjidah Wahab Ajak Amalkan Nilai-nilai Pancasila