Wacana Ketua MPR Bambang Soesatyo masa jabatan Presiden tiga periode dianggap sebagai upaya manuver politik.
- Seperti Prediksi Rommy, KIB Bakal Bubar Jika Masing-masing Parpol Ingin jadi Capres
- Sesali Pembangkangan Gibran, Djarot Saiful Hidayat Merasa Gagal
- Golkar Tuban Optimis Menang di Pemilu 2024
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai wacana tersebut sebagai manuver yang tidak sulit ditebak.
Hanya saja, jika dilihat dari jabatan Bamsoet selaku Ketua MPR, maka hal ini justru dapat mengancam keberlangsungan demokrasi di Indonesia.
"Entah ini manuver apa. Yang jelas ini warning bagi demokrasi kita. Presiden maksimal dua periode itu buah reformasi yang ingin menghindari presiden seumur hidup," tegasnya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/11).
Adapun terkait anggapan bahwa manuver Bamsoet ini dikaitkan dengan kontestasi perebutan Golkar 1 dengan maksud mencari perhatian dan dukungan dari Presiden Jokowi, Adi menilai tidak relevan. Sebab, manuver tersebut akan sia-sia jika benar tujuannya itu.
"Hanya Bamsoet dan Tuhan yang tahu soal niat manuver itu. Karena yang bisa menentukan menang di Golkar bukan isu amandemen, tapi DPD I dan II Golkar," ujar pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini.
Yang jelas, lanjut Adi, posisi Bamsoet selaku Ketua MPR yang telah menghembuskan wacana Presiden bisa menjabat tiga periode dinilai terlalu gegabah.
"Posisi Bamsoet sebagai Ketua MPR mengeluarkan wacana yang sensitif. Karena berkaitan dengan amandemen UUD," tandasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Masa Tenang Pilkada 2024, Pemkot Surabaya bersama KPU dan Bawaslu Mulai Tertibkan APK
- Rahmi Fitrianti Sebut Krisis Pandemi, Momentum Kuatkan Diplomasi Indonesia-Korea Selatan
- PDIP Tolak Politik Identitas Karena Dinilai Bahayakan Eksistensi NKRI