Dalam menghadapi protokol new normal, masyarakat terlebih dahulu harus keluar dari keterkungkungan virus corona atau Covid-19.
- Penilaian FKP2B Soal RUU BPIB Dinilai Mengada-ada Dan Dangkal
- PDIP Punya Banyak Kelebihan, Harusnya Percaya Diri dan Tidak Berkoalisi Dengan Parpol Lain
- Hasto: Sekiranya Pak Ganjar Menyebut Diri Sebagai Capres itu Pelanggaran Disiplin Organisasi
Hal ini disampaikan aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Surabaya, Fitradjaja Purnama dalam diskusi webinar bertema “Menuju New Normal”, Minggu (7/6).
“Intinya saya percaya Covid-19 ada, tapi kungkungan Covid-19 harus kita dobrak. Kalau kita keluar dari kondisi ini, berarti berhasil menuju new normal,” kata Fitra dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Ditambahkan Fitra, pihaknya melihat selama ini kondisi Covid-19 bagian dari setting global yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).
“Prokokol kesehatan WHO membuat panik dunia. Pemerintah didesak untuk membuat kepanikan. Akibatnya seperti apa yang saya katakan, hal ini menyebabkan sosial crack,” tandasnya.
Lanjut Fitra, masyarakat saat ini berhadapan dengan hegemoni kuat terkait penanganan Covid-19.
Karena itu untuk keluar menuju new normal, masyarakat harus melakukan action terhadap kebijakan Covid-19.
“Langkah kita keluar dari hegemoni haruslah langkah politik yang berurusan dengan kebijakan. Sebab pengambil kebijakan ini yang melakukan hegemoni. Namun kita tidak melakukan strategi opini building tapi menggunakan basis diplomasi. Di antaranya menyikapi regulasi dan pelaksanaan kebijakan oleh pemerintah,” tuturnya.
Adapun modal diplomasi ke pengambil kebijakan, Fitra mencontohkan masyarakat bisa meng-create usaha bersama, seperti membangun pasar baru dengan kelesuan akibat Covid-19.
Salah satu komoditi yang saat ini menggeliat adalah gula. Di sini masyarakat bisa konsen ke urusan pasar.
“Secara kelanjutan kita bicara pasar. Soal diplomasi kebijakan ekonomi bisa dilakukan ke Kadin. Misalnya kita mendesak Kadin membuka pasar baru. Nah, bersama Kadin kita bisa berdiplomasi untuk menjadi distributor pertama. Hasil ini dinamakan diplomasi produk. Dengan begini kita bisa keluar dari keterkungkungan hegemoni Covid-19,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Mengeluh Minimnya Serapan Anggaran Covid-19, Diduga Gara-gara Perubahan Gugus Tugas
- DPC Demokrat Jombang Fokus Tugas Partai dan Usung AHY Presiden
- Isu Banyak Menteri yang Akan Mundur, Jokowi: Ya Namanya Bulan Politik