Progres pembangunan The Rosebay di kawasan perumahan Graha Famili, Surabaya sudah mencapai 90 persen.
- Bank Jatim dan BPJS Ketenagakerjaan Sukseskan Program GN Lingkaran
- India Tolak Jual Tesla Buatan China, Ini Alasannya
- Ramadan 2024, PRPP Salurkan Ribuan Paket Bantuan untuk Warga Sekitar Area Proyek GRR Tuban
"Kami proyeksikan unit-unit The Rosebay bisa mulai serah terima mulai triwulan keempat tahun ini," ujarnya.
Perseroan optimistis pembangunan The Rosebay dapat selesai tepat waktu.
Tahapan pekerjaan saat ini fokus pada penyelesaian eksterior serta interior bangunan, mulai dari pemasangan kaca pada fasad, pemasangan panel dan plafon pada area koridor, serta penyelesaian fasilitas kolam renang dan gym.
Menempati lahan seluas satu hektar, hunian yang terdiri dari tujuh blok dengan ketinggian bervariasi, The Rosebay merupakan pengembangan hunian vetikal berkonsep Iow-rise residential yang dikembangkan perseroan di kawasan Graha Famili Surabaya.
Harto Laksono menjelaskan bahwa unit-unit hunian di The Rosebay ditawarkan secara terbatas. Total dari tujuh blok yang dikembangkan tersebut hanya menyediakan sebanyak 229 unit yang terbagi dalam dua tipe.
Tipe dua tempat kamar dengan luas ruangan mulai 75 meter persegi dan 79 meter persegi. Sementara tipe tiga kamar tirur memiliki luas ruangan mulai 120 meter persegi dan 138 meter persegi.
Selain dua tipe tersebut, kami menyediakan unit-unit khusus di lantai dasar yang memiliki area taman selakyaknya rumah tapak," ujarnya lebih lanjut.
Dari total unit yang tersedia, perseroan sukses memasarkan sebanyak 70 persen dengan harga per unit mulai Rp2,4 miliar.
Harto mengungkapkan, saat ini konsumen terbesar merupakan para penggunan akhir (end use) yang memerlukan rumah untuk ditempati sendiri.
Sementara para investor properti dinilai masih cenderung mengambil sikap wait and see, menunggu momentum perbaikan kondisi perekonomian dan investasi.
Perseroan berharap beragam insentif kebijakan di sektor properti yang diguyurkan pemerintah mampu mendorong dan menjadi stimulus pertumbuhan industri. Kebijakan tersebut seharusnya memberikan momentum bagi konsumen dan masyarakat untuk kembali melakukan pembelian atau investasi.
"Kami berharap pasar dapat merespon dengan cepat. Beberapa kebijakan baru sangat bagus dan menguntungkan konsumen, seperti pajak progresif. Perubahan aturan pajak barang mewah, penurunan tingkat bunga, hingga terbaru kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong penurunan uang muka kredit properti," demikian Harto.[isa/bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tingkatkan Kenyamanan Nasabah, BTN Mobile Rilis Fitur Quick Acces
- Lebarkan Sayap di Surabaya, Upaya RamenYa Kurangi Pengangguran
- Hadapi Ancaman Krisis Global, Pemerintah Diminta Lakukan Transformasi Pangan