Amerika Serikat (AS) disebut meningkatkan potensi perang nukilir jika menolak perjanjian kontrol senjata utama. Hal itu dikatakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
- Satu Keluarga Tewas Akibat Terjangan Longsor di Aceh Tengah
- Jembatan Gladak Perak Penghubung Lumajang-Malang Putus Diterjang Lava Semeru, Warga: Ya Allah, Kiamat!
- Rusia Bombardir Masjid Sultan Suleiman-Roxolana
Putin memperingatkan bahwa langkah itu, jika itu terjadi, akan memiliki konsekuensi yang tidak terduga.
"Kami pada dasarnya menyaksikan hancurnya tatanan kendali senjata internasional dan (awal) perlombaan senjata," kata Putin pada Kamis (27/12).
"Sangat sulit untuk membayangkan bagaimana situasi akan berkembang (jika Amerika Serikat berhenti dari perjanjian INF). Jika rudal ini muncul di Eropa, apa yang harus kita lakukan? Tentu saja, kita harus memastikan keamanan kita sendiri," tambahnya seperti dimuat Reuters. [bdp]
Amerika Serikat (AS) disebut meningkatkan potensi perang nukilir jika menolak perjanjian kontrol senjata utama. Hal itu dikatakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Washington diketahui telah mengancam akan menarik diri dari Kesepakatan Nuklir Jangka Menengah 1987 (INF) tahun 1987 yang melarang Moskow dan Washington untuk menempatkan rudal-rudal berbasis darat jarak pendek dan menengah di Eropa.
Putin memperingatkan bahwa langkah itu, jika itu terjadi, akan memiliki konsekuensi yang tidak terduga.
"Kami pada dasarnya menyaksikan hancurnya tatanan kendali senjata internasional dan (awal) perlombaan senjata," kata Putin pada Kamis (27/12).
"Sangat sulit untuk membayangkan bagaimana situasi akan berkembang (jika Amerika Serikat berhenti dari perjanjian INF). Jika rudal ini muncul di Eropa, apa yang harus kita lakukan? Tentu saja, kita harus memastikan keamanan kita sendiri," tambahnya seperti dimuat Reuters. [bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Profesor Denmark Umumkan Swedia Berhasil Kembangkan Herd Immunity Covid-19
- Tak Ada Sepakbola Seharga Nyawa Manusia, AHY Berduka Atas Tragedi Kanjuruhan
- TNI AL Temukan Kapal Kayu Berisi 73 Pengungsi Rohingnya di Aceh