Indikator sebaran Covid-19 yang tinggi menjadi alasan mendasar Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali diperpanjang hingga 8 Februari.
- Peneliti: Setelah Covid, Dunia akan Diserang Pandemi Flu Parah
- Mitra Keluarga Surabaya Perkenalkan CT Scan SOMATOM Force untuk Peningkatkan Presisi Diagnostik
- Menkes Prediksi Puncak Gelombang Covid-19 Varian BA.4 dan BA.5 Terjadi Pada Minggu Ketiga Juli
“Tidak ada alasan untuk tidak, memang harus diperpanjang,” tutur anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/1).
Namun demikian, dia mengingatkan bahwa PPKM memiliki sejumlah kunci keberhasilan yang harus diperhatikan. Pertama mengenai evaluasi tahap awal, khususnya tentang bagaimana agar kedisiplinan warga menjadi harga mati tidak boleh ditawar dalam pelaksanaan protokol kesehatan
PPKM, sambungnya, harus benar-benar diterapkan sesuai dengan pembatasan yang diatur. Sehingga, corona bisa mulai turun pada minggu ketiga Februari.
"Pembatasan segala bentuk kegiatan yang telah sesuai ditetapkan di dalam PPKM itu, terkait dengan perkantoran, kemudian tempat perbelanjaan, kemudian pergerakan acara-acara yang menimbulkan kerumunan benar-benar harus ketat," lanjutnya.
Terlepas dari itu, politisi PDIP tersebut menekankan agar pemerintah masif dalam melakukan pelacakan, sehingga warga yang terpapar bisa segera menjalani perawatan atau isolasi mandiri.
"Catatan berikutnya agar tracing baik dari sisi uji laboratorium baik PCR ataupun antigen dimasifkan kembali. Jadi saya kira tiga hal itu ya, penerapan disiplin, pembatasan masyarakat beraktivitas dan terakhir bagaimana upaya tracing diperbanyak," demikian Rahmad.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Angka Pasien Sembuh Naik, Kasus Aktif Turun Lagi
- DPRD Jatim Soroti Kinerja BPJS Kesehatan
- Edukasi Kesehatan, Polairud Polda Jatim Bagikan Masker di Pesisir