Pemimpin Indonesia pasca Presiden Joko Widodo diharapkan memiliki jiwa negarawan yang berpihak kepada kepentingan rakyat Indonesia. Salah satu jalannya adalah dengan rekonsiliasi antar elite parpol.
- Apresiasi Kerja Demokrat Kawal Suara Jatim, Prabowo Temui SBY
- Pilpres 2024: Bu Mega ke Ganjar, Pak SBY ke Prabowo, Pak Jokowi ke Mas Anies?
- PDIP Terbuka, SBY Berpeluang Bertemu Megawati
Demikian pandangan dosen politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual Teras Politik (Terpol) yang digelar Kantor Berita Politik RMOL bertajuk "Belum Nembak, Sudah Ditolak", Selasa (28/6).
Melihat perkembangan politik belakangan, Ujang memberikan contoh konkret rekonsiliasi dilakukan antara elite PDIP dengan Partai Demokrat.
Pasalnya, baru-baru ini Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa partai banteng moncong putih ini tidak akan berkoalisi dengan Demokrat karena latar belakang historis dan perbedaan platform.
Menurut Ujang, apa yang disampaikan Hasto tersebut lebih dilatarbelakangi oleh sejarah Pemilu 2004, dimana Megawati sebagai petahana keok oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan kendaraan politik yang dia buat sendiri dan pertama kali ikut Pemilu.
"Saya sih melihatnya ke arah sana," ujar Ujang.
"Tapi masalahnya kita membutuhkan sosok pemimpin yang berjiwa negarawan," sambungnya.
Maka dari itu, Ujag berpandangan langkah rekonsiliasi antar dua parpol tersebut menjadi satu jalan keluar untuk Indonesia yang lebih baik ke depan.
"Artinya siapa pun itu baik Bu Mega, Pak SBY, Pak Jokowi dan semua tokoh-tokoh bangsa harus berjiwa negarawan, itu mengesampingkan kepentingan pribadi dan lebih dahulu mementingkan kepentingan masyarakat," tuturnya.
Dengan cara begitu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini meyakini masalah yang selama ini dialami masyarakat juga bisa segera diselesaikan.
"Persoalan pribadi tadi, dalam konteks Pilpres 2004 yang lalu harus tutup buku. Mari bersama-sama kita membangun bangsa. Tidak bisa bangsa ini hanya dibangun PDIP, Demokrat, atau hanya oleh parpol yang lain, Golkar atau Gerindra. tapi harus bersama-sama," pungkas Ujang.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Sidang Hasto Kristiyanto, Hakim Pertanyakan Sumber Dana PDIP