RMOLBAnten. Ribuan aktivis 98 rencananya akan berkumpul dalam rangka rembuk nasional di lapangan Monas pada Juli mendatang.
- Meski Keputusan di Tangan Zulhas, Ketua PAN Jatim Sebut Sinyal Dukungan PAN ke Prabowo
- Harlah PPP Ke-51, DPC PPP Bondowoso Dengungkan Kiai Salwa Kembali jadi Bupati
- Diusung 3 Partai, Pasangan Rini-Rahmat Menantang Petahana Kabupaten Blitar
Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Banten Asep Rahmatullah, berbeda pendapat. Kata dia, intoleransi hanya jualan pasar.
"Saya tidak setuju kalau hanya di lakukan oleh kelompok yang pro terhadap kekuasaan. Karena aktivis 1998 itu dari berbagai macam latar belakang organisasi dan elemen masyarakat," katanya kepada Kantor Berita RMOL Banten, Jum'at (22/6).
Menurut Asep wacana mengenai intoleransi merupakan demokrasi pasar, artinya ini bisa saja jualan saja yang di bungkus oleh kekuasaan.
"Yang akhirnya bisa mematikan alam demokrasi dan kebebasan berpendapat," tegasnya.
Lanjut Asep toleransi beragama itu sangat penting di jaga, karena itu hak setiap manusia untuk saling menghargai, menghormati atas keyakinan masing-masing setiap warga negara Indonesia.
Namun dikatakan Asep sebenarnya, bangsa Indonesia dari dahulu sudah toleran, tenggang rasa dan saling asah, asih dan asuh.
"Tapi, sekarang ini banyak oknum yang teriak jualan toleransi, tapi sesungguhnya dia tidak toleran. Seperti maling teriak maling," tukasnya. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Eri-Armuji Minta KPU Atur Pengundian Nomor Urut
- Gerindra Minta Cak Imin Tak Politisasi Program Makan Siang dan Susu Gratis
- Bung Bahlil, Pilpres 2024 Diundur Perlu Amandemen Kalau Tidak Tabrak UUD 1945