Reuni akbar 212 yang memberikan sinyal dukungan kepada salah satu calon presiden 2019 dinilai menimbulkan polemik berkepanjangan. Karena itu, kedua kandidat presiden disarankan untuk mendatangi acara tersebut.
- Kapolri: Jadikan Hari Bhayangkara Momentum Merawat Bingkai Persatuan
- Tulisan SBY Diprotes, Demokrat: Jelas Terjadi Kecurangan di Pemilu 2019
- Gubernur Khofifah Teken NPHD Anggaran Pilkada Jatim 2024 Senilai Rp1,086 Triliun
Menurutnya, capres petahana Joko Widodo (Jokowi) merupakan bagian dari Aksi 212 beberapa tahun silam.
"Yang alumni 212 kan Pak Jokowi, Pak Prabowo kan bukan alumni 212. Jadi harusnya diambil nih kesempatan," ujar Fahri.
Dia mengatakan bahwa Reuni Akbar Mujahid 212 sejatinya bisa menjadi ajang menyampaikan gagasan untuk membangun Indonesia ke depan. Terutama oleh dua pasangan capres yang akan bertarung.
"Kalau saya ini incumbent, istilahnya saya makan semua. Untuk dia (Jokowi) semua ini sebenarnya, poinnya diambil semua. Cuma sayang kenapa tidak diambil gitu loh," jelas Fahri.
Fahri pun menduga ada pihak-pihak di sekeliling Jokowi yang menebar keekhawatiran agar tidak menghadiri reuni akbar yang akan digelar di Monumen Nasional, 2 Desember mendatang.
"Di sekitar Pak Jokowi itu banyak orang suka bikin takut Pak Jokowi," beber politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. [bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pidato Puan di Sidang Tahunan, Membuktikan Dirinya Siap Bertarung di Pilpres
- Soal Pelaporan Pegawai KPK, Alexander Marwata Sampaikan Semua Keputusan Diambil Secara Kolektif Kolegial
- Jabar Diprediksi Jadi Penentu Kemenangan Pemilu 2024