Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau disapa Risma seharusnya tidak perlu baperan untuk menerima saran, pujian, maupun hinaan. Apalagi sampai melaporkan netizen yang menghina dirinya di media sosial ke polisi hingga ditahan.
- Pembunuh Sopir Taxi Online Mengaku Butuh Uang untuk Bayar Cicilan Rumah
- Jenazah Eril Ditemukan di Bendungan Engehalde, Ridwan Kamil Langsung Terbang ke Swiss
- Kawanan Gajah Kepung Pemukiman Warga
“Level pejabat publik kok meladeni ibu-ibu rumah tangga, ya aneh saja,” kata Anis Sadah, S.H., Pemerhati Masalah Perempuan Dan Anak pada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (5/2).
Anis menilai, pihaknya mempertanyakan pelaporan Akun Facebook “Dzikria Dzatil” yang dilakukan Kabag Hukum Pemkot Surabaya Ira Tursilowati.
“Iya aneh, kok yang melaporkan bukan orang yang merasa dirugikan (Risma) yang dia anggap menghina dirinya,” sindir Anis yang juga berprofesi sebagai Advokat ini.
Ditambahkannya, dalam kasus Dzikria Dzatil seharusnya ada unsur-unsur materi yang bersifat hinaan atau kritikan.
“Itu yang seharusnya diperjelas. Karena kalau hanya berdasar persepsi yang bersangkutan, masing-masing orang bisa bebas mempersepsikan tulisan dengan subyektifitas masing-masing,” ujarnya.
Risma, lanjut Anis, seharusnya tidak perlu melaporkan Dzikria Dzatil. Pasalnya, persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan bertemu dan yang bersangkutan bisa diberi pemahaman.
“Seharusnya orang-orang tersebut diundang, diajak makan bersama lalu diberikan penjelasan atau pemahaman. Pasti lebih baik hasilnya. Kecuali eksistensinya terganggu dan butuh elektabilitas lagi,” tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polresrabes Surabaya, memeriksa Dzikria Dzatil yang telah menghina Walikota Surabaya melalui akun Facebook dengan menyamakan Risma seperti kodok.
Dzikria Dzatil bahkan dijemput dari rumahnya di Bogor, Jawa Barat, dan kini statusnya dijadikan tersangka atas perbuatannya melakukan penghinaan, ujaran kebencian, dan kejahatan ITE.
Saat diamankan, Dzikri sambil menangis sesenggukan, mengakui kesalahannya dan menyesal.
Ia menceritakan, bahwa penyesalan itu sebenarnya bukan pada saat ia tertangkap. Tetapi, penyesalan itu muncul ketika seusai memposting hinaan tersebut. Ia mulai dibully di dunia maya, bahkan anak-anaknya diteror.
Akibat perbuatan yang dilakukan hingga berujung pidana ini, Dzikria berharap agar Risma bisa memaafkannya.
“Saya sama sekali tidak membenci Bunda Risma. Saya hanya terpancing oleh status status negatif di dunia maya. Jadi saya berharap agar Bunda Risma mau memaafkan saya,” singkat Dzikria.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Geger! Warga Bojonegoro Temukan Bayi Masih Berlumuran Darah
- Tragedi SJ-182, Menkominfo : Tidak Ada Gangguan Frekuensi Penerbangan
- Belum Genap Sebulan Beroprasi, Pabrik PT Freeport Indonesia Meledak dan Terbakar