Reputasi warganet Indonesia berbanding terbalik dengan citra masyarakat Indonesia dalam kehidupan nyata.
- Presiden PKS: Rencana Pajak Sembako Tidak Pancasilais Karena Ciderai Rasa Keadilan
- Inmendagri 53/2021 Dikritik, Kenapa Tes PCR Hanya Wajib bagi Penumpang Pesawat?
- Amien Rais Menduga Ada Upaya Membuat Jokowi Jadi Presiden 3 Periode, Ali Ngabalin: Jangan Suudzon
Pasalnya, netizen Indonesia dikenal sebagai kelompok yang paling buruk, kasar, dan suka melakukan perundungan di media sosial.
Ekonom senior DR. Rizal Ramli pun bertanya-tanya tentang apa yang membuat perilaku masyarakat Indonesia berbanding terbalik dengan di dunia maya.
“Kenapa reputasi netizen Indonesia terburuk, terkasar, suka membully di media sosial, padahal orang Indonesia terkenal sangat ramah dalam dunia nyata?” tanyanya merujuk unggahan TikTok Damian Hoo dengan akun @hoointheworld, Minggu (30/1).
Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini menduga semua itu berhubungan dengan mobilisasi masif para pendengung bayaran untuk kepentingan politik. Buntutnya, daya pikir warganet tercipta untuk melakukan perundungan.
“Apakah benar karena mobilisasi masif BuzzerRp yang dibayar untuk hancurkan pikiran-pikiran kritis?” tanyanya lagi.
Menjawab itu, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M. Massardi mengurai bahwa lapangan kerja yang nyaris nihil dan kemiskinan yang akut membuat para pencari sesuap nasi nekad gadaikan moralitas & masa depannya. Tidak terkecuali kepada tengkulak BuzzerRp.
“Seperti Sumanto mereka bisa makan tulang belulang sesamanya,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Risma Marahi Demonstran, Syahganda Nainggolan: Insyaflah Anda Bu, Kota Rusak Bisa Direnov, Rakyat Tertindas Tak Terobati
- Sukseskan Pemilu Damai, Polrestabes Surabaya Gandeng Tempat Hiburan Malam
- PDIP Harus Regenerasi, BG dan Jokowi Sudah Sama-sama Tua Gantikan Megawati