Kebijakan impor gula sangat memukul petani karena mengakibatkan gula tidak laku di pasaran.
- Ajak Warga Jatim Perbanyak Konsumsi Buah Lokal, Khofifah: Sejahterakan Petani Negeri Sendiri
- Apel Siaga PKS Dihadiri Ribuan Kader dan Anies Baswedan
- Hasil Survei: Anies-AHY Pasangan Paling Diminati Maju di Pilpres 2024
Menurut Rizal, saat ini, impor dilakukan secara ugal-ugalan dan melebih kebutuhan.
"Impor gula ini sebetulnya sah-sah saja jika memang dibutuhkan. Tapi yang terjadi kelebihan impor gula," katanya.
Rizal menyinggung janji Presiden Joko Widodo saat kampanye Pilpres 2014 yang akan menolakan impor pangan. Berdasarkan data statistik, Indonesia menjadi juara impor gula pada periode 2017-2018 dengan besar impor 4,45 juta metrik ton. Indonesia mengungguli Tiongkok yang berada di posisi kedua dengan 4,2 juta ton dan Amerika Serikat dengan 3,11 juta ton.
"Saya dulu kagum betul dengan mas Jokowi saat kampanye dengan menyebut ‘kita harus tolak impor pangan’, namun apa yang terjadi saat ini, menterinya malah doyan impor dan tidak sesuai dengan Trisakti," tambah Rizal.
Impor gula sangat merugikan kaum petani tebu dan Indonesia. Meski begitu, kata Rizal, ada skema yang membuat rakyat Indonesia menjadi ketergantungan terhadap impor gula karena menjadi ajang perburuan rente.
"Itu jadi sumber rente dam patgulipat pejabat, politisi dan pedagang," katanya.
Indonesia, kata Kepala Bulog dan Menko Perekonomian era Pemerintahan Abdurrahman (Gus Dur) itu, seharusnya bisa menjadi eksportir terbesar di dunia.
"Sistem saat ini yang terjadi tidak jalan. Biasanya Kementerian Perdagangan ingin impor, Bulog juga maunya impor. Tapi sebaliknya, Kementerian Pertanian justru selalu kelebihan. Nah seharusnya yang menjadi penengah menko-nya. Waktu saya jadi menko dua tahun gak ada impor beras sama sekali kok," tutup Rizal.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- IPW Apresiasi Kinerja Polri Amankan Nataru
- Diantar Keluarga dan Kerabat, Ghina Rabbani Wasisto Kembalikan Formulir Pendaftaran Bacawabup Madiun
- FormasNU Sambut Baik Anies-Muhaimin, Keputusan Terbaik untuk Diperjuangkan