Pembangunan infrastuktur di Indonesia tidak dilakukan dengan waktu yang singkat. Karena itu, pembangunan itu tidak bisa diklaim satu periode pemerintahan saja.
- Pembatalan Piala Dunia U-20, FIFA Perjelas Komitmen Pemerintah Dalam Transformasi Sepakbola Indonesia
- Ditanya Rencana Bongkar Dugaan Kecurangan Pemilu 2019 Wahyu Enggan Merespon
- Pemilu 2024 Seperti Kandang Oligarki Beternak Politisi
"Faktanya, kalau kita bangun infrastruktur, itu tidak bisa sehari dua hari, panjang, lama dan itu kesinambungan," kata Hinca saat berbincang dengan redaksi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat malam (21/12).
Makanya, ditekankan Hinca, semua infrastruktur yang sudah diresmikan oleh Presiden Jokowi hanyalah bagian dari pembangunan berkesinambungan berdasarkan apa yang sudah dirintis oleh para presiden pendahulu.
Yakni meneruskan pembangunan yang dilakukan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Megawati Soekarnoputri, Presiden Abdurahman Wahid, Presiden BJ Habibie, Presiden Soeharto, dan Presiden Soekarno, bahkan meneruskan pembangunan zaman penjajahan Belanda.
"Itu harus dikerjakan oleh banyak presiden, sesuai dengan masa jabatannya. Kalau per hari ini dia bisa melakukan sesuatu, itulah masa jabatannya. Tapi itu tidak berdiri sendiri. Dia harus ada sesuatu yang melekat. Jadi tidak boleh diklaim. Tidak ada yang bisa dibangun simsalabim langsung jadi," demikian Hinca.[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jumirin Tak Lagi Maju Pilkada, Pendukungnya Merapat ke Ony-Antok
- Vaksin AstraZaneca Mengandung Babi, Pemerintah Diminta Transparan
- Andi Mallarangeng: 10 Tahun SBY Tidak Pernah Utak-atik Partai Lain