Selain Gizi, Pemkot Surabaya Juga Beri Pekerjaan dan Tempat Tinggal Orang Tua Balita Kelainan Kelamin

Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani saat menginjungi balita Lailla Fitria/RMOLJatim
Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani saat menginjungi balita Lailla Fitria/RMOLJatim

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memberi perhatian khusus kepada keluarga balita Lailla Fitria yang memiliki kelainan kelamin.


Tak hanya bantuan sembako maupun kesehatan saja. Namun intervensi lain juga dilakukan Pemkot Surabaya terhadap orang tua dari balita stunting Lailla Fitria yang tinggal di Tanjungsari Bhakti Jaya No 57, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal.

"Kami sudah koordinasikan, agar nantinya Pak Surahman (Ayah dari Lailla Fitria) bisa mendapat pekerjaan lebih baik lagi. Selain itu, keluarga Pak Surahman sudah kami masukkan ke daftar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan PKH serta BPNT," ujar Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Surabaya Anna Fajriatin dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (5/2).

Tak hanya pekerjaan sebagai satgas di salah satu perangkat daerah (PD) Kota Surabaya. Pemkot Surabaya kata Anna juga menawarkan tempat tinggal di rusunawa bagi keluarga Surahman.

"Kita juga sudah menawarkan tempat tinggal di rusunawa," paparnya.

Sementara Yuliati, ibu dari Lailla Fitria mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemkot Surabaya telah peduli dan membantu kesembuhan putri keduanya. 

Yuliati berharap, gadis kecilnya itu visa segera terbebas dari stunting dan sehat seperti anak balita pada umumnya.

"Terima kasih Bu Wali sudah membantu kami. Kami harap anak kami bisa lekas pulih dan sembuh dari penyakitnya," pungkas Yuliati. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinskes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, penanganan kelainan hormonal pada ananda Lailla harus dilakukan secara bertahap. 

Dimulai dari perbaikan gizi terlebih dahulu, kemudian terapi, agar hormon Lailla tidak berubah.

Nanik mengaku, pihaknya telah memantau kondisi kesehatan Lailla melalui Puskesmas Tanjungsari. 

Setiap hari, petugas puskesmas akan memantau perkembangan balita tersebut. 

"Kita konsultasikan terlebih dahulu, kita periksa secara intensif dan kami juga berkoordinasi dengan rumah sakit (RS). Yang paling penting kita perbaiki dulu gizinya," kata Nanik.

Terkait adanya kelainan pada organ vital Lailla, Nanik belum bisa memastikan. 

Oleh karena itu, untuk memastikannya, ia bersama jajaran Dinkes Surabaya akan memperbaiki hormonalnya terlebih dahulu.

"Kita belum pastikan ada kelainan organnya. Jadi kita perbaiki dulu dari segi hormonnya," ungkap Nanik.

Sebelumnya Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani tampak terharu, saat mengunjungi rumah balita stunting Lailla Fitria, di Tanjungsari Bhakti Jaya No 57, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Asemrowo, Jumat (4/2). 

Bersama jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Sosial (Dinsos), lurah serta camat, ia memberikan bingkisan untuk balita usia 23 bulan ini.

Ketua TP PKK Rini memberikan semangat untuk orang tua Lailla, Yuliani. Tak lupa, Rini memberikan bingkisan sembako untuk keluarga kecil wanita 34 tahun ini. 

Agar gizi anak balitanya tercukupi, Rini juga memberikan asupan gizi berupa susu, cemilan balita dan beras khusus balita stunting.

"Bukan hanya bantuan berupa sembako. Juga ada bantuan permakanan setiap hari tiga kali, harapannya dengan permakanan ini gizinya bisa tercukupi," kata Rini.

Setelah berbincang cukup lama dengan Yuliani, Rini mengungkapkan, penyebab stunting pada Lailla adalah adanya gangguan pencernaan sehingga tidak dapat menerima makanan. 

Oleh karena itu, Rini meminta Dinkes Surabaya dan Puskesmas Tanjungsari untuk melakukan pemeriksaan pencernaan balita Lailla.

"Insya Allah, setelah diperiksa dan pencernaanya mulai bagus, nanti gizinya akan tercukupi dan pulih kembali. Sehingga, bisa menjadi energi buat anak ini. Saya harap tidak ada lagi adik Lailla lainnya di Surabaya," ujar Rini.

Rini menambahkan, setelah dinyatakan pulih, Lailla akan mendapatkan perawatan secara intensif. 

Salah satunya terapi dan rutin meminum obat hormon untuk memperbaiki kondisi hormonal pada tubuh Lailla.

"Dengan kondisi seperti ini, dia harus rutin minum obat agar hormonnya tidak berubah. Tetapi memang ada biaya yang harus dikeluarkan. Alhamdulillah, kita dapat bantuan obat hormon dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI, nanti akan diminum secara rutin oleh adik Lailla," sambung Rini.

Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu berharap kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya, untuk turut membantu Lailla. 

Bukan hanya kepada Lailla, tetapi juga bayi atau balita lainnya yang mengalami stunting atau kesusahan dalam hal kesehatan.

"Ayo kita bantu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah membantu semaksimal mungkin. Mohon doanya, agar adik Lailla ini segera bisa tercukupi gizinya terlebih dulu. Setelah itu, bisa segera diatasi kesehatannya. Matur nuwun (terima kasih)," harapnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news