Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy yang menyebut kondisi pandemi Indonesia dalam keadaan darurat militer dianggap sebagai tindakan sembrono.
- Telegram Kapolri Dicabut, Prodem: Berarti Pikirannya Masih Waras!
- Setelah Surya Paloh dan SBY, Anies Bakal Bertemu Majelis Syuro PKS
- Direktur Presisi Sebut Presiden Jokowi Terindikasi Gunakan Pengaruh Kekuasaan Untuk Halalkan Nepotisme
Pernyataan Menko PMK itu sembrono dan jelas-jelas menghina presiden," kata Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (17/7).
Bukan tanpa alasan. Ia menyebut pernyataan Menko PMK telah menghina presiden karena apa yang dikatakan soal darurat militer diyakini tanpa sepengetahuan Joko Widodo sebagai kepala negara.
Klaim keadaan darurat militer pun terlalu berlebihan. Sebab sebuah negara bisa dikatakan darurat militer bila telah kehilangan kepemimpinan, adanya pembangkangan sipil, krisis konstitusi serta beberapa lainnya.
"Kondisi sekarang tidak memungkinkan dikatakan darurat militer. Kita tidak keos, tidak kehilangan kepemimpinan. Pernyataan Menko PMK ini menyimpang dan tidak punya etika dalam tatanan demokrasi," tegasnya.
Oleh karenanya, ia mendesak kepada Menko PMK untuk meminta maaf kepada publik serta Presiden Joko Widodo atas pernyataan yang bisa membuat keadaan makin gaduh.
"Kalau dibiarkan, ini akan menjadi multiintepretasi. Menko PMK harus minta maaf kepada publik dan kepada Presiden Joko Widodo," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dua Kali Gubernur Jabar, Peluang Aher Dampingi Anies Lebih Besar
- Sesuai Pasal 33 UU 19/2019, Ini 5 Nama Calon Pimpinan KPK Pengganti Lili Pintauli Siregar
- Prabowo Bisa Menang Jika Maju Bersama Khofifah