Sebaran hoax atau berita bohong terkait vaksinasi Covid-19 hingga kini masih marak bertebaran di Indonesia.
- Mantap Usung Airlangga, Sekjen Golkar: Agustus, Koalisi Akan Mulai Mengkristal
- Cawali Mas Ibin Dampingi Cawagub Jatim Lukmanul Blusukan di Pasar Legi Kota Blitar
- Kampanye di Hadapan Ribuan Warga Banyuwangi, AHY Ajak Kader Demokrat Menangkan Prabowo-Gibran
Catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), hingga 21 September 2021 pukul 06.00 WIB, setidaknya ada 2.136 berita hoax mengenai vaksinasi yang tersebar di beberapa media sosial.
Secara rinci, hoax vaksinasi tersebar di media sosial Facebook sebanyak 1959 konten, Instagram 11, Twitter 105, Youtube 43, dan Tiktok 19 konten. Seluruhnya kini telah di-take down oleh Kemenkominfo.
"Penolakan vaksin di awal-awal memang banyak, tapi dengan sosialisasi yang terus menerus, akhirnya mayoritas masyarakat kini sadar membutuhkan vaksin," kata Staf Khusus Menkominfo Bidang Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti dalam Coffee Morning IKAL Lemhannas yang digelar di kediaman Ketum IKAL Lemhannas Jenderal (Purn) Agum Gumelar di Jalan Panglima Poling III, Jakarta Selatan, Rabu (22/9).
Ia menjelaskan, pemerintah terus berupaya untuk meminimalisir penyebaran berita bohong yang menyesatkan. Hal ini penting dilakukan karena salah satu kendala vaksinasi terjadi karena adanya informasi menyesatkan kepada masyarakat.
"Saat ini masih ada yang menolak vaksin, tapi jumlahnya tentu makin menurun. Penolakan terjadi karena ada informasi menyesatkan. Misalnya begini, 'dua tahun akan meninggal setelah divaksin'. Ancaman-ancaman seperti itu banyak sekali di media sosial," tegasnya.
Secara garis besar, ada beberapa jenis hoax yang merebak di media sosial di Indonesia.
"Jenis-jenis hoax ada satire atau parodi, konten menyesatkan, konten buatan, konten termanipulasi, konten tidak nyambung, konten tidak sesuai konteks, konten tiruan, propaganda, teori konspirasi. Ini sama seperti yang disampaikan WHO," tandasnya.
Kegiatan diskusi ini mengambil tema “Hoax Mengancam Ketahanan Nasional” yang menghadirkan dua pembicara, yakni Dr. Donny Yusgiantoro dan Dr. Rosarita Niken Widiastuti.
Sejumlah wartawan senior hadir langsung dalam kegiatan itu, antara lain Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal Depari, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa, Ketua PWI DKI Jakarta Sayid Iskandasyah, Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo, Pemimpin Redaksi IDNTimes Uni Lubis, dan Pemimpin Redaksi JPNN Auri Jaya.
Sejumlah tokoh pers lain hadir secara daring, seperti Pemimpin Redaksi Swa Kemal Gani, dan Pemimpin Redaksi Kumparan Arifin Asydhad.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ratusan Ribu Demonstran Pro-Palestina Luber ke Jalan-jalan London
- Tidak Ada Catatan Buruk, Anies Baswedan Punya Masa Depan Cerah di Pilpres 2024
- Kader PKB Wajib Jaga Kebesaran NU