Pemerintahan Partai Komunis China di Beijing seperti kacang yang lupa pada kulitnya. Rezim Xi Jinping seolah lupa, bahwa tanpa Indonesia, mustahil rasanya negara itu bisa menjadi seperti yang dikenal dunia saat ini.
- Pencarian Anak Ridwan Kamil di Sungai Aare Swiss Dilanjutkan Hari Ini
- Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan Ditembak
- Tragedi Kanjuruhan, Polri Gandeng LIB Usut Penyebab Kerusuhan
Aktivis 1966 ini mengingatkan, posisi strategis yang dimiliki China sebagai Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB terjadi karena antara lain perjuangan Indonesia saat itu.
"Bagaimana si kancil, Pak Adam Malik, dapat meyakinkan strategi politik Indonesia bagi negara Asia dan Afrika untuk mendukung China di pemilihan suara untuk masuk menjadi anggota PBB," kata Teddy Setiawan dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (5/1).
Republik Rakyat China (RRC) diterima sebagai Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB dalam Sidang Umum PBB di tahun 1971. Sidang tahunan ke-26 itu dipimpin Menlu RI Adam Malik yang menjadi Presiden Majelis Umum PBB.
Sebelum itu, sejak 1945 kursi Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB untuk China diduduki Republik China atau Taiwan yang dikuasai Partai Kuomintang.
"Dalam pemungutan suara di PBB, suara Indonesia menjadi penentu kemenangan China di PBB, sementara hubungan diplomatik Indonesia dan China masih terputus akibat G30/S PKI," sambung Teddy.
Berkaca dari sejarah, ia pun meminta China untuk menghargai Indonesia. Tanpa dukungan Indonesia, negara tirai bambu itu tak bisa berkembang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi dunia seperti sekarang.
"Wilayah laut Natuna milik Indonesia harus dihormati oleh pemerintah China sehingga masing-masing negara menjaga keamanan dan kekayaan maritimnya," tandasnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sesalkan Tragedi Kanjuruhan, Presiden Jokowi Minta Semua Elemen Untuk Pentingkan Sisi Kemanusiaan
- Studio Gedung RRI Jember Terbakar, Karyawan Berhamburan Keluar
- Varian Omicron Semakin Mengkhawatirkan, Rusia Tutup Pintu untuk 9 Negara