Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kembali dikritik karena seringnya mengumpulkan massa di tengah pandemi Covid-19.
- Jangan Sampai Baznas jadi Lembaga Penyamun Nafsu Penguasa
- Menang dan Raih 12,1 Juta Suara, TPP Khofifah-Emil Ajak Semua Pihak Bersatu Majukan Jatim
- Opsi Ganjar di Pilpres, Pindah Partai atau Jadi Timses Puan Maharani
Hal ini diutarakan Danu Budiyono, aktivis Sosial Politik Banyuwangi pada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (16/5).
Danu mencontohkan beberapa hari lalu di Kecamatan Glenmor dan Tegalsari dilakukan pembagian sembako, masker dan buka bersama oleh bupati.
Kemudian pada hari ini, Sabtu (16/5) di Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Kabat ada sosialisai bantuan Forpimda, tokoh masyarakat dan steakholder terkait.
“Semua acara itu menghadirkan bupati. Menurut saya, setiap acara tidak harus dihadiri bupati, dan tidak harus semua mengundang menghadirkan orang banyak, walau tetap memakai jarak (social standing),” tutur Danu.
Pemerintah sendiri selama ini menghimbau masyarakat untuk melakukan social standing atau physical distancing sebagai upaya penyebaran virus corona di Indonesia. Tapi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kesannya acuh. "Apakah karena bupati itu Ketua Gugus Tugas Covid-19. Sehingga boleh mengumpulkan massa, walau pakai jarak atau social standing," sindir Danu.
Danu juga menyayangkan langkah Bupati Banyuwangi yang mengabaikan maklumat Kapolri. Dalam Maklumat Kapolri bernomor Mak/2/III/2020 pada 19 Maret 2020 menginstruksikan untuk mengerahkan pasukannya guna menindaklanjuti arahan presiden Jokowi.
“Saya mengkritik keras atas langkah bupati anas ini, mengingat kalau melihat undangan dan acaranya juga gak penting penting banget. Apalagi kegiatan-kegiatan buka bersama di pendopo, sekali lagi urgensinya juga dipertanyakan, kecuali memang ada kepentingan politik” kritiknya.
Sementara Ketua Fraksi Gerinda DPRD Banyuwangi, Naufal Badri menilai sikap bupati ini tidak seperti Ketua Gugus Tugas Covid-19. Melainkan terkesan memanfaatkan pandemik untuk kepentingan politiknya, dalam hal ini bisa jadi untuk Pilkada nanti karena istrinya juga mau nyalon.
“Sepertinya bupati panik, mau memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk Pilkada Banyuwangi yang akan datang,” urai Naufal.
Terkait dengan pembagian baksos, lanjut Naufal, bupati tidak harus turun sendiri. “Kan bisa bawahannya yang melakukan, bupati tinggal memantau saja. Tidak harus mengumpulkan massa,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DPR Sahkan UU IKN, Gus Yasien: Kesannya Proyek ini Demi Keinginan Penguasa
- Anggaran Influencer Dan Riset Vaksin Seperti Bumi Dan Langit
- Usai BBM Naik, Jumlah Masyarakat Miskin Diprediksi Akan Bertambah