Sekretaris DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad menilai "ledakan" penderita Covid-19 yang berasal dari karyawan pabrik rokok PT HM Sampoerna terjadi karena kurangnya koordinasi antara Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya dalam melakukan tracking terhadap penderita. Dia mengaku sejak sudah khawatir karena kinerja pemerintah tidak optimal dalam menangani pandemi Covid-19 di Jatim.
- Setahun Lebih Proyek Wastafel Belum Dibayar, Rekanan Pemkab Jember Keluhkan Utang Bank dan Kena Penalti Suplayer
- Masa Pendaftaran Sekolah, Reni Astuti: Hati-Hati Ada Mafia PPDB, Dispendik Harus Tegas
- Pilkades Serentak di 57 Desa di Kediri, Ini Harapan Bupati Mas Dhito
"Di tanggal 27 April sudah saya sampaikan kekhawatiran bahwa Gugus Tugas berkerja tidak seoptimal yang seharusnya. Di sana-sini terjadi miskoordinasi," kata Sadad pada Senin (4/5/2020).
Sadad berharap agar Pemprov Jatim segera melakukan rapid test massal guna melacak penderita Covid-19 yang belum terdeteksi. Dia khawatir, kalau rapid test massal itu terlambat dilakukan, jumlah penderita Covid-19 di Jatim semakin tidak terkendali, karena penyebaran penyakit itu begitu cepat.
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur itu berharap agar Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya tidak saling lempar tanggung jawab karena munculnya kluster baru tersebut. Dia berharap, Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya lebih jeli melakukan tracking dan memetakan penderita Covid-19, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat. Sehingga kasus Covid-19 di Jatim, terutama di Surabaya bisa ditekan.
"Lalu meledaklahlah kasus klaster Sampoerna, dan mereka saling menyalahkan. Damn! Come on, tak perlu mempertontonkan siapa yang kuat. Kita dipilih untuk menyelamatkan mereka, orang-orang yang nasib dan nyawanya bergantung pada kecepatan dan ketepatan keputusan kita. Tempat terbaik bagi 'pelayan' adalah di lapangan, tempat orang-orang menderita dan membutuhkan kita," tambahnya.
Sadad mengaku DPRD Jatim mendukung sepenuhnya langkah Pemprov Jatim untuk menangani Covid-19.
"DPRD Jatim sudah memberikan seluruh support anggaran dan kebijakan, baik refocusing, pergeseran mata anggaran, pengurangan anggaran Dewan. Whatever! Kita mendukung sepenuhnya," tandasnya.
Seperti diketahui, kasus positif virus corona (Covid-19) di pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut, Surabaya bertambah 29 orang. Saat ini, jumlah total karyawan Sampoerna yang positif Covid-19 mencapai 65 orang.
Sebelumnya sudah 34 orang dinyatakan positif corona dan dua lainnya meninggal dan terbukti positif corona. 29 orang tersebut merupakan bagian dari gelombang kedua kelompok karyawan, yang menjakani tes swab polymerase chain reaction (PCR).
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usai Ikrar Setia ke Pancasila dan NKRI, Pemkot Surabaya Siapkan Pendampingan Warga Khilafatul Muslimin
- Peduli Korban Semeru, Warga Binaan Rutan I Surakarta Gelar Bazar Produk Binaan untuk Galang Donasi
- Permudah Layanan Tes Kualitas Air, Bupati Kediri Sediakan Si Moli Cekat bagi Pembudidaya Ikan