#ganjar

Hilangnya foto yang merekam momen bakal calon presiden Ganjar Pranowo berpelukan Maruarar Sirait saat acara relawan di Kota Cirebon, Jawa Barat, Minggu (8/10), masih menjadi bola panas.

Sejauh ini, sudah ada tiga bakal calon presiden potensial yang akan berlaga pada Pilpres 2024. Jika berlangsung dua putaran, maka distribusi suara capres yang tidak lolos putaran kedua, akan menjadi penentu kemenangan. 

Bakal Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, unggul telak head to head dengan bakal Capres PDIP, Ganjar Pranowo, dengan keunggulan signifikan, 11,3 persen. 

Partai Gerindra menegaskan komunikasi dengan PDIP masih terjalin dengan baik. Meskipun, PDIP telah menutup pintu jika bakal capres Ganjar Pranowo dijadikan bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

PDI Perjuangan Jawa Timur mendukung dan siap mewujudkan pernyataan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang sangat yakin kadernya, Ganjar Pranowo, bakal menjadi Presiden ke-8 Republik Indonesia.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dipastikan tetap bersama PDIP di Pilpres 2024 dan mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. 

Wacana menduetkan bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, dengan bakal calon presiden koalisi PDIP, Ganjar Pranowo, setidaknya menyiratkan 3 tafsir. 

Langkah cepat koalisi bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan dengan menggaet Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) hingga membentuk tim sukses tidak akan membuat Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo buru-buru mendeklarasikan bakal cawapres. 

Peluang bakal calon presiden (Bacapres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo meraup keuntungan suara dari warga Jawa Barat (Jabar) belum tentu bisa terwujud, meski menggandeng Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Partai Golkar, Ridwan Kamil. 

Keunggulan bakal calon presiden (Bacapres) Prabowo Subianto di atas dua potensial kompetitornya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, tidak hanya sebatas angka permukaan atau top of mind semata.

Salah satu fenomena politik yang menjadi sorotan utama menjelang pilpres 2024 adalah posisi dari Presiden Jokowi yang dalam proses cawe-cawe politiknya dipandang oleh banyak kalangan sedang mengayun dalam merangkul para kandidat Presiden, terutama Ganjar dan Prabowo. Demikian disampaikan oleh pengamat Politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, Selasa, (5/10)

Kemunculan nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sebagai bakal cawapres Anies Baswedan dinilai akan membuat Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo mengubah rencana terkait sosok pendamping mereka pada Pilpres 2024. 

Keluarga Presiden Joko Widodo dianggap tidak paham dan tidak memiliki etika politik. Pasalnya mereka ikut mengkampanyekan bakal calon presiden (Bacapres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, di masa sosialisasi. Bukan masa kampanye.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak hanya digandrungi pemilih berpengalaman. Tetapi, pemilih pemula atau Gen Z juga tertarik memilih Prabowo pada Pilpres 2024.

Daya tawar bakal calon presiden Ganjar Pranowo akan menurun jika Presiden RI, Joko Widodo mengalihkan dukungan kepada sosok lain.