Wacana pencapresan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Pemilu 2024 dinilai akan mengejutkan publik. Sebab, putri Bung Karno itu bisa saja mengulang kesuksesan Tun Mahathir Mohamad di Malaysia dan Joe Biden di Amerika Serikat, di mana keduanya terpilih lagi jadi pemimpin di usia tak lagi muda.
pengamat
Pengamat: Termasuk Milenial Progresif, Bupati Fauzi Layak Maju Pilgub Jatim
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, dinilai layak menjadi kandidat pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024. Sebab, memiliki beberapa kelebihan.
Kata Pengamat Soal Kedatangan Presiden Jokowi Yang Tak Disambut Pejabat AS
Karena dapat julukan "Man of Contradiction" dianggap nyata, dianggap menjadi alasan Presiden Joko Widodo tak disambut pejabat Amerika Serikat (AS) saat tiba di AS untuk mengikuti acara KTT Asean-AS.
Pengamat: Puan dan Anies Baswedan Seperti Dua Kutub yang Sulit Disatukan
Sosok Puan Maharani dianggap sulit diduetkan dengan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang. Bahkan tak hanya dengan Anies, Puan juga sulit dijodohkan dengan Ganjar Pranowo atau Erick Thohir.
Pengamat: Publik Sudah Jenuh dengan Prabowo, Wajar Jika Ingin Puan Maharani Jadi Pasangan Andika Perkasa
Kecenderungan publik lebih menyukai duet Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Ketua DPR RI Puan Maharani ketimbang Puan Maharani dipasangkan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dinilai sebagai hal yang lumrah.
Terkait Pernyataan Arief Poyuono, Pengamat Sebut Bisa Mengganggu NKRI
Pernyataan mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menparekraf Sandiaga Uno tidak bisa jadi Presiden karena bukan dari suku Jawa, dinilai terlalu mengarah etnosentrime.
Pengamat: Menteri Bahlil Sudah Lugas, Ahok Lebih Baik Angkat Kaki
Peringatan keras yang disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia sudah sepatutnya dijadikan bahan evaluasi oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang hanya menjabat Komisaris Utama PT Pertamina.
Pengamat Sebut Kelompok 212 Kembali Perlihatkan Eksistensi Oposisi Di Tanah Air
Kelompok 212 kembali menunjukan eksistensi mereka sebagai oposisi pemerintah. Hari ini kelompok yang lahir dari turbulensi politik akibat kasus penistaan agama yang melibatkan Basuku Tjahaya Purnama kembali menggelar Reuni 212 di Jakarta pusat.
Erick Thohir Jadi Anggota Kehormatan Banser, Pengamat Sebut Ada Kepentingan Untuk 2024
Erick Thohir resmi menjadi anggota kehormatan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) pada Minggu (28/11). Erick dilantik setelah mengikuti prosesi pelantikan dengan ikut serta pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar).
Pengamat: Apakah Ahok Menolak karena Bukan Perusahaan Mobil China yang Diakuisisi?
Wacana pembelian StreetScooter milik perusahaan mobil Deutsche Post DHL Group, Jerman merupakan sebuah langkah strategi untuk pengembangan mobil listrik nasional.
Ahok Dorong Revisi UU BPK, Pengamat Sebut Agenda Memperkuat atau Memperlemah?
Keinginan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok agar UU Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) direvisi dipertanyakan sejumlah pihak.
Pengamat Hukum Pidana Sebut Pelaksanaan Hukum Indonesia Sedang Tidak Baik-baik Saja
Pelaksanaan hukum di Tanah Air dianggap tidak berjalan dengan baik. Banyak aspek hukum masih lemah dan memberi peluang untuk ditafsirkan secara berbeda.
Pengamat Sebut Upaya Menenggelamkan Habib Rizieq Hal Biasa dalam Politik
Pengaruh pendakwah kondang Habib Rizieq Shihab (HRS) terhadap kontestasi politik di Pemilu 2024 mendatang masih cukup signifikan. Oleh karena itu, tidak heran jika HRS sewaktu-waktu bisa saja disingkirkan oleh lawan politiknya
Pengamat: BPS Lampung Jangan Takut Sajikan Data Riil
Pengamat pembangunan dan kebijakan publik Nizwar Affandi mengajak masyarakat Lampung untuk memberikan dukungan kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung agar tetap istiqomah bekerja secara profesional dalam menyajikan data riil.
Pengamat: Kepergian Ganjar Pranowo Tidak Akan Merugikan PDIP
Tidak ada kerugian yang akan diderita PDI Perjuangan andai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pergi. Ini lantaran PDIP sedang melimpah kader mentereng.