Sejak Minggu (7/6) kemarin, Kantor Berita RMOLJatim menerima banyak keluhan dari warga terkait dengan tagihan listrik yang naik hingga 100 persen dari tagihan 3 bulan sebelumnya.
- Awarding Jurnalistik dan Potas Award 2023, Wali Kota Eri Bicara Sinergitas dengan Media
- Di Padas, Istri Pengen Jadi TKW Suami Nekat Gantung Diri
- Pemkab Jember Tutup Tahun 2022 dengan 4 Penghargaan Bergengsi
Pantauan redaksi, keluhan warga ini terjadi mulai awal bulan Juni, atau tepatnya pembayaran via online mengalami trobel per 1 Juni.
Di beberapa lokasi yang mengalami masalah pembayaran, terpasang pemberitahuan bertuliskan terkait keterlambatan pembayaran tagihan listrik dari sistem pembayaran online bank dan sedang dalam proses penanganan. Tagihan online bisa dilakukan mulai 7 Juni.
Namun dugaan warga bahwa aka nada kenaikan menjadi kenyataan. Begitu tagihan kembali normal, muncul tagihan listrik yang tidak wajar.
Ruin, warga yang tinggal di Surabaya Barat ini mengaku tagihannya membengkak.
“Tagihan per bulan biasanya Rp 600, sekarang menjadi Rp 850 ribu. Ini sepertinya PLN mau merampok rakyat,” jelas Ruin.
Ada lagi seorang guru sekolah yang mengeluhkan tagihan listrik naik tidak wajar. Padahal selama masa Covid-19, dirinya tetap masuk kerja alias tidak di rumah. Tetap tagihannya naik cukup drastis.
“Kalau saya baca di pemberitaan, pihak PLN bilang kenaikan terjadi karena pemakaian di rumah selama masa Covid-9, saya kira kok tidak begitu. Saya setiap hari masuk kerja. Aktivitas seperti biasanya. Cuma anak sekolah memang lagi libur. Tapi tagihan listrik tetap bengkak. Dari Rp 250 ribu menjadi Rp 560 ribu, gila,” sebut guru yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.
Sementara di Sidoarjo juga demikian. Banyak warga yang mengeluh kenaikan tiba-tiba tarif listrik.
Susiyanti mengatakan seluruh warga di perumahan yang dia tempati mengalami kenaikan tagihan listrik sangat besar.
“Biasanya saya Rp 500 ribu, sekarang naik jadi Rp 800 ribu. Ada tetangga yang juga mengeluh serupa. Biasanya bayar Rp 1 juta, sekarang naik menjadi Rp 1,5 juta. Apa benar PLN sedang merampok rakyat. Kalau memang murni pemakaian akibat di rumah, kenapa tagihan bulan Februari hingga April normal saja. Aktivitas kita selama bulan Februari hingga Mei biasa-biasa saja,” terangnya, Senin (8/6).
Susi menyebut, warga di perumahannya rata-rata kaget saat hendak membayar tagihan listrik. Mereka tidak menyangka kenaikan tagihan bisa sangat drastis.
Terkait kenaikan tagihan listrik tersebut, Kantor Berita RMOLJatim menghubungi Manager Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Fenny Nurhayati, namun yang bersangkutan sama sekali tidak merespon baik melalui WhatsApp maupun telepon.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bulan Ramadhan, Kolang-kaling di Lereng Gunung Lawu Buatan Miyati Kebanjiran Order
- Gubernur Khofifah Raih Penghargaan sebagai Pembina Pemberdayaan Masyarakat Perhutanan Sosial dari KLHK
- Pemkot Surabaya Fasilitasi 3 Pick Up dan 1000 Karung untuk Bantu Pindahan Pedagang Pasar Turi