Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur telah menetapkan Kabupaten Probolinggo sebagai zona kuning dalam penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
- Wali Kota Eri Terjunkan Inspektorat, Temukan Fakta Keterlibatan Petugas Dishub Surabaya Soal Tarif Parkir Mobil Rp35 Ribu
- Tahap Awal Sekolah Bibit Unggul Diresmikan Pemkot Surabaya akan Dihuni 200 Siswa
- Positif Covid-19 di Kabupaten Probolinggo Turun, Masyakarat Sudah Sadar Pentingnya Vaksin
Menyikapi penetapan tersebut, Juru Bicara Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto menyampaikan bahwa penetapan Kabupaten Probolinggo sebagai zona kuning penyebaran Covid-19 ini sebagai ukuran bagi pihaknya untuk melakukan evaluasi terus atas apa yang sudah dilakukan dalam upaya penurunan atau pemutusan penularan dari Covid-19.
“Karena kita masuk wilayah kuning dari orange menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan sudah mulai menunjukkan hasil. Itu merupakan salah satu indikator-indikator keberhasilan kita untuk mengurangi resiko penularan, menurunkan angka kesakitan atau meningkatkan angka kesembuhan Covid-19 di Kabupaten Proboinggo,” jelasnya seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (21/6) malam.
Menurut dr Anang, meksipun begitu namun dia meminta agar dengan penetapan zona kuning ini hendaknya bisa masih mawas diri, karena ini masih baru. Artinya ini baru di awal karena ke depan semuanya masih bisa terjadi.
“Kami berharap ini sebagai bahan evaluasi atas langkah-langkah kita di segala gugus pencegahan Covid-19 di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Meskipun saat ini masih ada 10 kasus di Kabupaten Probolinggo jelas Anang, tetapi itu sudah jauh berkurang bila melihat angka konfirmasi sebelumnya sejumlah 126 kasus.
“Perubahan dari orange ke kuning itu menunjukkan sudah mulai adanya penyembuhan-penyembuhan yang massif, angka ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang sudah semakin menurun, angka PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang juga semakin menurun serta angka kematian yang tidak bertambah,” tegasnya.
dr Anang mengungkapkan, dengan adanya hal tersebut sehingga menjadi tolok ukur dari mapping tersebut. Tapi sekali lagi ini baru awal, sampai saat ini pihaknya sudah menghasilkan indikator yang positif dan sudah menjadi daerah yang beresiko ringan.
“Cuma kita tidak boleh berlengah dan tidak boleh hanya berbangga, tapi kita harus mengevaluasi diri. Kami sangat sadar dengan hal tersebut, makanya kita berharap ini menjadi bahan introspeksi diri untuk bekerja lebih baik, lebih fokus dan bersinergi untuk upaya yang lebih baik lagi ke depan,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ribuan Nakes Jember Tak Gajian Gegara PLH Kepala Dinkes ke Luar Negeri Tanpa Izin
- Cegah Kecelakaan, Warga Surabaya Diimbau Takbiran di Wilayah Masing-masing
- Pemkot Dirikan Pos Pantau, Antisipasi Kebakaran TPA Randegan Susulan