Afghanistan telah dikepung oleh varian baru Covid-19, Omicron. Namun saat ini pihak berwenang belum memiliki kemampuan untuk mendeteksi varian tersebut.
- Bertambah 12.191 Orang, Total Kasus Positif Aktif Sudah 977.474
- Pemkot Surabaya Belum Terima Laporan Adanya Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak
- Respon Permintaan Gubernur Khofifah, Puluhan RS Mulai Jemput Bola Oksigen Medis
Di tengah laporan menyebarnya Omicron ke Iran dan Pakistan, Taliban telah meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyediakan alat pengujian untuk Afghanistan.
"Omicron tidak bisa dibedakan dengan mesin PCR yang kami miliki sekarang. Kami membutuhkan mesin yang lebih berkembang. Kami telah menghubungi WHO dan mereka berjanji untuk menyediakan mesin ini untuk kami pada akhir Januari 2022," ujar jurubicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Javed Hazher.
Di samping itu, Taliban juga menyoroti kurangnya pasokan medis di rumah sakit, dengan kurangnya obat-obatan, oksigen, dan peralatan medis.
Bahkan menurut Direktur Rumah Sakit Afghanistan-Jepang, Zalmai Reshteen, gaji stafnya belum dibayar selama berbulan-bulan.
Sejauh ini, Afghanistan sudah melaporkan 16 ribu kasus Covid-19 dengan lebih dari 7.300 kematian. Jika masalah ekonomi dan politik tidak ditanggapi dengan serius, maka akan menghadapi gelombang baru Omicron.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dibuka Wakil Menteri Kesehatan RI, Pemkot Surabaya Gelar Vaksinasi Massal untuk Nakes
- Unsur Bisnis di Dalam Kewajiban Tes PCR Membuat Masyarakat Gelisah
- Periksain.id Turut Dukung Kelancaran dan Penerapan Protokol Kesehatan dalam Surabaya 729 Game