Serangan demi serangan yang dilancarkan ke Demokrat di media sosial dianggap bentuk ketakutan rezim Joko Widodo terhadap partai berlambang mercy itu.
- Soal Akun Fufufafa, Menkominfo Jangan Lagi Bela Gibran
- Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom, Ahmad Dhani Sebut Mirip Sukarno Beri Kepercayaan ke Pelukis Heng Ngantung
- Barisan Sakera Madura Khofifah-Emil Salurkan 7 Tangki Bantuan Air Bersih untuk 3 Desa di Sumenep
Demikian pandangan komunikolog politik Tamil Selvan melihat fenomena serangan terhadap Demokrat akhir-akhir ini.
Maraknya serangan di lini media terhadap Partai Demokrat memunculkan opini beragam, mulai dari tudingan Demokrat sebagai aktor intelektual demonstrasi yang terjadi hingga tagar 'Tenggelamkan Demokrat' menjadi trending topic di Twitter sejak Rabu, 28 Juli 2021.
"Ada pola ketakutan politik terhadap Partai Demokrat sehingga perlu dilakukan strategi untuk mendowngrade citra Demokrat," kata Tamil, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (30/7).
Bagi pengamat yang akrab disapa Kang Tamil ini, hal tersebut menandakan bahwa kepercayaan publik mulai meningkat kepada partai besutan SBY itu.
"Demokrat berada diposisi ke enam secara suara nasional, maka tidak ada alasan politik mereka harus diserang. Namun kenyataannya serangan yang diterima begitu besar, maka ini sinyal simpati rakyat sudah mengarah ke Demokrat. Ini tolak ukur real, dan kader Demokrat harus bergembira," beber Ketua Forum Politik Indonesia ini.
Menyikapi adanya tudingan seolah serangan politik yang dialami Partai Demokrat merupakan playing victim, menurut Tamil, tudingan tersebut juga bagian dari setting serangan politik yang dimainkan.
"Kalau ini playing victim tentu secara logika akan sangat mudah dibongkar oleh para pejabat publik yang berasal dari partai pendukung pemerintah, karena saat ini Partai Demokrat menjadi simbol oposisi paling menonjol. Nyatanya kan tidak bisa dibuktikan, maka saya katakan ungkapan playing victim ini adalah bagian dari strategi pendeskreditan Demokrat," paparnya.
Lebih lanjut Kang Tamil menyarankan agar para kader Demokrat tidak terbawa arus permainan lawan dan bersikap agresif dalam menanggapi debat di ranah media.
"Simpati masyarakat ke Demokrat ini karena arah berpolitiknya yang santun. Masyarakat sudah muak melihat kegaduhan yang dipertontonkan partai politik lain. Maka kader Demokrat jangan latah dan ikut-ikutan agresif dalam berdebat, karena itu yang diinginkan lawan," demikian Tamil.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Prof Nuh Kenang Lily Wahid: Beliau yang Menyemangati pada Muktamar NU di Lampung
- Tidak Ada Cacat Hukum, Yusril Dinilai Bisa Jadi Bacawapres Prabowo
- Sistem Proporsional Terbuka Disenangi Oligarki