Tidak Ada Klaster Covid-19 Dari Pakuwon Mall dan Tunjungan Plaza, Ini Penjelasannya

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya kembali memastikan bahwa klaster penularan Covid-19 tidak ada dalam catatan atau data untuk Pakuwon Mall dan Tunjungan Plaza (TP).


Hal ini karena sumber penularannya tidak berawal dari kedua mall tersebut.

“Kalau dilihat dari hasil tracing, sumber penularannya bukan di Pakuwon, sehingga itu bukan klaster. Yang di TP malah kami gak ada,” tegas Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (12/5).

Feny sapaan Febria Rachmanita menjelaskan klaster itu adalah pengelompokan berdasarkan sumber awal penularannya setelah dilihat dari hasil survie di lapangan, dan prosesnya berjalan terus. Selama ini, Pemkot Surabaya sudah melakukan tracing secara massif dan ceritanya lengkap.

“Nah, pakuwon mall itu bukan menjadi sumber awal penularan, sehingga tidak dikatakan klaster,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa ketika ada pasien terkonfirmasi Covid-19, maka rumah sakit yang merawatnya itu wajib melaporkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya. 

Kemudian laporan tersebut dilempar ke puskesmas untuk dilakukan tracing dan ceritanya dicari, termasuk dia kontak sama siapa saja dicatat semuanya dan dicari terus hingga terakhir.

“Nanti akan diketahui OTG-nya siapa aja? Keluarganya, rekan kantornya dan orang lainnya. Nah, setelah itu pihak puskesmas membuat laporan epidemiologinya ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Selanjutnya, Dinkes Surabaya melaporkan kepada Pemprov Jatim dan seterusnya,” pungkasnya.

Seperti ramai diberitakan Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso mengungkapkan, ada 52 klaster penularan Covid-19 di Jatim.

Dari 52 klaster itu, berhasil teridentifikasi 592 kasus. Yang belum terindentifikasi sebagai klaster ada 628 kasus. Totalnya 1220 kasus.

Dari total 52 klaster itu, terbesar adalah klaster pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Asrama Haji Sukolilo Surabaya dengan 167 kasus, klaster Ponpes Temboro Magetan 46 kasus dan klaster Sampoerna 41 kasus.

Berdasarkan data klaster yang ditampilkan Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim klaster penularan di Surabaya berjumlah 14 klaster.

Yakni, Klaster Surabaya I-PGS (5 kasus), Klaster Surabaya II (2), Klaster Surabaya III (2), Klaster Surabaya IV-Pakuwon Mall (4), Klaster Surabaya V-TP (9), Klaster Surabaya VI-RRI (2), Klaster Surabaya VII-Jalan Gresik PPI (30), Klaster Surabaya VIII-RS Mitra Keluarga Satelit Surabaya (6).

Kemudian, Klaster Surabaya IX-PT SORINI (2), Klaster Surabaya X-Jalan Gembong 5/7 (4), Klaster Surabaya XI-Tidak Ada Riwayat Perjalanan ke Manapun (37), Klaster Surabaya XII-PT HM Sampoerna (41), Klaster Surabaya XIII-Pasar Keputran (2) dan Klaster Surabaya XIV-Riwayat Perjalanan dari Surabaya (8 kasus).

Dari data yang disampaikan Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim tersebut, ternyata teridentifikasi bahwa  pusat perbelanjaan  TP (Tunjungan Plaza) serta Pakuwon termasuk klaster penyebaran covid-19.

Data ini cukup mengejutkan karena sebelumnya pihak Pemkot Surabaya menyebut hasil tracing untuk menemukan warga yang terkonfirmasi Covid-19 terhitung hingga saat ini terdapat 16 klaster Covid-19.

Jumlah 16 klaster tersebut, pertama dari klaster luar negeri. Kedua, area publik sebanyak sembilan, ketiga klaster Jakarta, dan tempat kerja berjumlah tiga.

Kemudian, dari klaster seminar dan pelatihan ada dua, dan perkantoran berjumlah dua dan asrama.

Ketika ada warga yang positif maka belum tentu orang tersebut masuk dalam kategori klaster baru.

Misalnya klaster dari luar negeri petugas akan terus menelusuri kontak orang tersebut dengan siapa saja.

Nah, jika dalam penelusuran itu ditemukan ada yang terkonfirmasi, maka orang tersebut menjadi satu bagian dengan klaster luar negeri.

Seperti yang terjadi di PT HM Sampoerna itu bukan lah klaster baru.

Dari 16 klaster itu, dirinci, jumlah pasien terbaru per tanggal 9 Mei 2020.

Pertama, orang dalam pemantauan (ODP) dengan total 2.957, terdiri dari 153 rawat inap dan 587 rawat jalan. Kemudian yang sudah selesai dipantau sebanyak 2.217.

Kalau pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 1.540 dari situ terbagi rawat jalan 273 dan rawat inap 663. Sudah terpantau 601 dan meninggal 3 orang.

Sementara itu, pasien yang terkonfirmasi Covid-19 jumlahnya mencapai 667 pasien. 

Dari angka tersebut, 343 di antaranya tengah dirawat inap dan 144 orang rawat jalan.

Sedangkan pasien sembuh mencapai 100 orang. Kemudian yang meninggal jumlahnya 80 orang.

Dari semua itu, orang dalam resiko (ODR) totalnya 4.818, terdiri dari 210 masih dipantau, selesai dipantau 4.548, Penduduk Migran Indonesia (PMI) selesai dipantau 11 orang dan PMI masih dipantau 49. Kemudian, PMI dalam pantauan jumlahnya 49.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news