Tidak semua menteri kabinet pemerintahan Joko Widodo layak dicopot karena dianggap memiliki kinerja yang buruk. Sebab ada juga sejumlah menteri yang patut dipertahankan.
- NasDem: Dari Sejumlah Opsi, Anies Baswedan Paling Dominan untuk Jadi Capres 2024
- Soal Proporsional Terbuka-Tertutup, PKB Minta MK Adil dan Tak Bikin Sulit Parpol
- MUI Kecewa Panji Gumilang Tolak Tabayyun Soal Polemik Ponpes Al-Zaytun
Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan bahwa reshuffle kabinet hanya cocok jika Presiden Jokowi ingin mencopot beberapa menteri yang tidak bekerja baik.
Di antaranya, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, dan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly.
"Perlu dicopot semua," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/10).
Sementara itu, ada dua menteri yang patut diberikan apresiasi oleh Presiden Jokowi karena mampu menghadapi segala hambatan di masa pandemi Covid-19.
"Sedangkan apresiasi mesti diberikan kepada menteri di sektor pelayanan transportasi publik (Menhub Budi Karya) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sandiaga Uno)," kata Satyo.
Karena kedua menteri tersebut dengan segala hambatan situasi dan kondisi, masih sanggup memberikan performa terbaik dalam pelayanan.
"Dan sanggup merumuskan roadmap baru dalam menghadapi tekanan situasi akibat pandemi Covid-19," pungkas Satyo.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pengamat Sebut Gede Pasek Tinggalkan Hanura karena Berkonflik dengan OSO
- Banyak Pasien Berobat Ke LN, Gerindra Jatim Minta Pemprov Evaluasi Layanan Kesehatan
- Pemerintah Jangan Mendua, Pilkades Dilarang Tapi Pilkada Boleh