Hari ini, Minggu (17/11), suasana di Gedung H 408 Universitas Dr Soetomo (Unitomo) berbeda dari biasanya. Puluhan anak berkumpul di gedung tersebut. Ini merupakan gathering adik asuh dengan Tim Campus Sosial Responsibility (CSR) Unitomo.
- Siasati Permendikbud, MTsN 4 Kawedanan Magetan Diduga Sodorkan Berbagai Pungutan ilegal
- Hasil Penelitian Dosen FK Tembus Jurnal Internasional
- Presiden Jokowi Puji Kualitas SDM SMKN 3 Malang, Gubernur Khofifah: Tingkat Serapan Lulusan SMK Jatim Meningkat dan TPT Terus Menurun
Dikatakan lebih lanjut, pendampingan itu merupakan implemenrasi MoU antara Unitomo dengan Pemerintah Kota Surabaya. Tahun ini memasuki tahun tahun kelima Unitomo menggelar Program CSR.
"Wali kota ingin universitas turut andil dalam mengatasi permasalahan kota, seperti ancaman putus sekolah," tegasnya.
Anak asuh tersebut dipilihkan oleh Pemkot melalui data anak putus sekolah yang ada di Surabaya. Sedangkan Unitomo bertugas menyediakan 30 mahasiswa pendamping untuk mengawal 30 siswa.
Para pendamping bertugas menjaga agar mereka tidak putus sekolah dan menyelesaikan problem yang dialami adik asuh, seperti tidak mendapat Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau kesulitan melengkapi dokumen pendidikan, serta melakukan pendekatan.
"Kami mendapat data anak putus sekolah dan Unitomo sudah mengembalikan 30 anak kembali sekolah," jelasnya.
Pendampingan dilakukan sejak Mei. Sebelumnya, pendamping melewati proses seleksi dari internal kampus. Tugas pendamping adalah mengawal proses belajar.
"Mahasiswa kita upayakan tidak menjadi Sinterklas, tapi kita upayakan untuk melakukan pendampingan,".
Dalam gathering adik asuh dengan Tim CSR, Unitomo memberikan tiga buah sepeda, aneka souvenir, alat tulis dan uang saku. Acara ini juga diwarnai dengan berbagai kegiatan lomba menarik seperti baca puisi, menggambar, dan menyanyi. [isa/mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ajeng Wira Wati, Anggota DPRD Surabaya Soroti Pelayanan BPJS Hingga Pendidikan
- Momen Hardiknas, Bupati Bondowoso Singgung Potensi Digital untuk Pendidikan
- Guru S1 Digaji Rp 500 Ribu, PGRI Serang: Sampai Kalkulator Rusak pun Enggak Ketemu Hitungannya