Tinggalkan Wamena- 120 Warga Jatim Korban Kerusuhan Tiba Di Malang

. Sebanyak 120 warga korban kerusuhan meninggalkan Wamena, Papua menuju Malang. Mereka sampai di Kota Malang, Rabu (2/10).


Dari 120 warga itu sebanyak 105 orang dewasa. Sedangkan sisanya, 15 orang adalah anak-anak, termasuk Balita.

Mereka dievakuasi dari Wamena menggunakan pesawat C 130 Hercules A-1305. Tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang sekitar pukul 14.50.

Berdasarkan data Pemprov Jatim, mereka berasal dari Probolinggo, Pasuruan, Bojonegoro, Jember dan Madura. Bahkan ada yang berasal dari Aceh Tenggara, Sumatera.

Setiba di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, mereka disambut Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama para pejabat Forkopimda Malang Raya. Tampak Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander dan Dandim Kota Malang Letkol Tommy Anderson.

Pantauan Kantor Berita , para korban kerusuhan itu tampak lelah. Tak hanya secara fisik tapi juga psikis. Sehingga mereka langsung didata dan dicek kesehatannya.  

Setelah itu mereka dikasih makan dan minum. Sedangkan yang membutuhkan perawatan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.

Di antara warga ada yang langsung dirujuk ke RSSA itu adalah Sarwi (58). Seperti warga asal Probolinggo yang kedapatan pingsan dan harus menjalani perawatan secara intensif.

Menurut putranya, Junaidi, Sarwi punya penyakit darah tinggi. "Tadi sempat pingsan. Sehingga harus dirawat dulu," kata dia yang sudah setahun tinggal di Wamena.

Sementara itu, Frisca asal Aceh Tenggara, Sumatera juga memilih meninggalkan Wamena. Dia bersama adiknya membawa dua anak. Masing-masing Natanaya (5) dan Naisyia (2).

Frisca mengaku meninggalkan Wamena karena trauma. Sebab kerusuhan yang terjadi dirasakan sangat mengkhawatirkan.

Makanya dia bersama dua anak dan adiknya cepat-cepat meninggalkan Papua. Sedangkan suaminya masih menunggu antrian pesawat yang akan membawanya.

"Kami masih pikir-pikir untuk kembali lagi ke Papua. Sebab kami masih trauma," kata Frisca yang sudah tujuh tahun tinggal di Wamena.

Sementara itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyambut para korban kerusuhan Papua dengan prihatin. Dia minta agar mereka bersabar.

"Kami dari Pemprov Jatim siap memfasilitasi mereka sampai ke kediamannya masing-masing.  Untuk itu kami sudah koordinasi dengan teman-teman di Kementerian Sosial dan gubernur lainnya," kata Khofifah.

Itu karena, lanjut dia, warga korban kerusuhan Papua tersebut tidak hanya dari Jatim. Namun, juga ada yang berasal dari Jawa Tengah, Jabar, Banten dan Aceh.

Makanya, kata dia, para korban kerusuhan itu didata. Mereka dicek kesehatannya lalu difasilitasi untuk kembali ke asalnya masing-masing.

"Semua itu ditanggung Pemprov Jatim. Untuk itu mereka harus didata. Data-data tersebut sebagai konsesi bagi Pusat, Kemensos dan para gubernur lain yang membutuhkan data warganya," lanjutnya.

Khofifah menjelaskan bahwa warga yang eksodus meninggalkan Wamena tidak hanya lewat Bandara Abdul Rachman Saleh Malang. "Siang tadi juga ada yang lewat Bandara Juanda, Sidoarjo," tukasnya.

Mereka difasilitasi untuk kembali ke daerahnya masing-masing. Sedangkan yang dalam kondisi sakit langsung dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya. [ah/mkd]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news