Tonggak Kemajuan Indonesia Emas, Tokoh Muda NU Dukung Proyek Kereta Cepat Jakarta - Surabaya

Gus Ubaid/ist
Gus Ubaid/ist

Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di rasa banyak manfaatnya. Kini, gagasan percepatan pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya diyakini sebagian pihak bukan sekadar wacana saja.


Melainkan insfrastruktur itu merupakan tonggak penting kemajuan dan menuju transformasi besar Indonesia sebagai negara maju. Hal itu diutarakan Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU), Ubaidillah Amin, atau Gus Ubaid.

Gus Ubaid mengatakan bahwa pernyataan Ketua Dewan Energi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, yang mengharapkan segera realisasi proyek ini setelah kunjungannya ke Tiongkok bersama Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, dan CIO Danantara, Pandu Sjahrir.

"Ini harus dipahami sebagai sinyal kuat bahwa proyek ini memiliki urgensi nasional yang tak bisa ditunda lagi. Kesuksesan kereta cepat Jakarta-Bandung, meski tidak lepas dari kekurangan karena merupakan proyek perdana di Tanah Air, telah membuktikan manfaat strategisnya," ujar Gus Ubaid, Selasa 27 Mei 2025, dikutip RMOLJatim.

Menurutnya, tingginya antusiasme masyarakat serta penurunan volume kendaraan di jalan tol menjadi bukti konkret moda transportasi massal ini menjawab kebutuhan zaman. Bukan hanya efisiensi waktu tempuh, tapi juga pengurangan beban transportasi darat dan udara yang semakin padat.

Lebih dari itu, ia membeberkan, masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur, terutama para pelaku mobilitas lintas daerah, menyambut baik proyek ini dengan penuh harap.

"Opsi kereta cepat menjadi solusi yang lebih meyakinkan dan aman daripada perjalan udara. Rasa aman ini menjadi aspek penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap sistem transportasi nasional yang andal," tandasnya.

Pengasuh Pondok Pesentren Annuriyah Kaliwining Jember ini menambahkan kerja sama dengan Tiongkok dalam pembangunan kereta cepat harus dilihat secara objektif dan strategis.

"Dalam tatanan geo-politik dan geo-ekonomi global saat ini, Tiongkok merupakan kekuatan utama. Relasi erat yang dimiliki Pak Luhut dengan para pemimpin Tiongkok seperti Presiden Xi Jinping dan Menteri Luar Negeri, Wang Yi adalah aset diplomatik yang semestinya dimanfaatkan secara maksimal demi kemajuan Indonesia," terangnya.

Oleh karena itu, Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi FJN ini berharap sudah saatnya pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, segera menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) yang memberikan dasar hukum bagi proyek ini.

Dia menegaskan, Indonesia tidak boleh lagi menunggu. Bonus demografi hanya akan menjadi berkah bila didukung oleh infrastruktur yang mendorong mobilitas, efisiensi, dan konektivitas antarwilayah.

"Kereta cepat Jakarta-Surabaya bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol dari kesiapan Indonesia menghadapi masa depan, mewujudkan mimpi besar menuju Indonesia Emas 2045," tuturnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news