Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya angkat bicara atas kasus penembakan massal di negara bagian Texas akhir pekan kemarin.
Dalam konferensi pers (Senin, 5/8), Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat harus mengutuk rasisme, kefanatikan, dan supremasi kulit putih pasca penembakan di El Paso tersebut."Penembak di El Paso memposting manifesto online, dikonsumsi oleh kebencian rasis," kata Trump di Gedung Putih.
- KPK Geledah Kantor PTPN XI Surabaya Terkait Pengadaan Lahan di 2 Daerah
- Gedung Kemenkumham Terbakar, Belasan Mobil Damkar Dikerahkan
- Viral Video Satpam Usir Peserta Aksi Bela Palestina di Masjid Istiqlal, Ini Jawaban Humas
"Ideologi jahat ini harus dikalahkan. Kebencian tidak memiliki tempat di Amerika," ujar Trump. Pihak berwenang meyakini bahwa penembakan itu adalah kejahatan rasial yang bermotif rasial.
Penembakan massal itu sendiri terjadi di dua lokasi berbeda. Penembakan pertama dilakukan oleh seorang pria bersenjata pada hari Sabtu (3/8) di sebuah toko Walmart di El Paso, dekat dengan perbatasan dengan Meksiko. Dalam penembakan itu, 20 orang meninggal dunia, termasuk enam warga negara Meksiko.
Hanya beberapa jam kemudian, pria bersenjata lain di Dayton, Ohio, melakukan aksi serupa dan menewaskan sembilan orang. Penyelidik percaya bahwa penembak di El Paso mengunggah manifesto online sesaat sebelum melakukan aksinya. Pelaku mencerca "invasi" yang dirasakan orang Amerika Latin yang datang ke Amerika Serikat.
Penembakan itu membawa sorotan publik kepada Trump yang dinilai mengipasi sentimen anti-imigran dan rasial dengan komentar-komentar kontroversialnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Candaan Airlangga Kepada 24 Ketua Kadin Daerah: Auranya Seperti Pramunas
- Teka-teki Kematian Pensiunan BIN di Marunda
- Terungkap Motif Pelaku Penembakan Eks PM Jepang