Vaksin antivirus Covid-19 hasil kerjasama perusahaan farmasi di China, Sinovac Biotech Ltd (Sinovac) dan BUMN PT. Bio Farma (Persero) segera diujicoba klinis tahap III di Indonesia mulai Agustus 2020.
- Duet Marzuki-Risma Jadi Penantang Kuat Khofifah-Emil
- Ekonomi Babak Belur dengan Utang Melimpah, Sri Lanka Jatuh ke Debt Trap China
- 3 Parpol Usung Habib Hadi-Zainal Arifin di Pilwali Probolinggo 2024
Namun publik meragukan vaksin buatan China tersebut, dan dikhawatirkan Indonesia hanya menjadi kelinci percobaan dengan menyuntikkan vaksin tersebut ke warga Indonesia.
Sekretaris Fraksi PPP DPR, Achmad Baidowi menyampaikan bahwa adanya vaksin tersebut juga dipertanyakan oleh DPR. Terutama terkait kualitas vaksin tersebut.
"Ini juga yang menjadi pertanyaan kita di Komisi VI kepada Kementerian BUMN. Apakah vaksin tersebut sudah lolos standarisasi dunia? Meskipun Sinovac menjadi bagian di antara 23 perusahaan pengembangan vaksin di dunia," ujar Awiek sapaan akrabnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (22/7).
Dengan adanya kerjasama antara Bio Farma dan Sinovac, kata Awiek, seakan menyiratkan bahwa Indonesia memiliki keterbatasan dalam memproduksi vaksin buatan Indonesia.
"Apakah ini sekaligus menjawab bahwa industri farmasi dalam negeri belum mampu memproduksi sendiri. Dan itu karena keterbatasan SDM dan anggaran," katanya.
Menurut Awiek, dengan adanya pandemik Covid-19 ini, Indonesia harus menjadi pelopor membuat vaksin khususnya untuk kebutuhan dalam negeri sebelum melangkah bekerjasama dengan asing terutama China.
"Ke depan harus menjadi momentum kebangkitan industri farmasi dalam negeri," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Rusia Desak Sisa Pasukan Ukraina di Mariupol untuk Kibarkan Bendera Putih Jika Ingin Hidup
- Penurunan Angka Stunting yang Dibanggakan Jokowi Jauh dari Target
- Pesona Emil Dardak Tarik Minat Generasi Milenial Gabung Demokrat