. Pelbagai manuver politik dilakukan dua kubu pasangan calon presiden pasca pengambilan nomor urut di Pilpres 2019, termasuk video editan Presiden RI Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
- Kejagung Dicap Pemain Kasus Karena Tidak Transparan Tangani Perkara
- Debat Pertama, Paslon Mundjidah-Sumrambah Ulas Keberhasilan Kinerja Pemerintahan 2018-2023
- Diperlukan Regulasi Khusus agar KPK Bisa Telusuri Laporan Kekayaan Pejabat
Dalam video beredar, SBY diperlihatkan seolah-olah mengajak masyarakat mendukung pasangan nomor satu, Jokowi-Ma’ruf.
Saudara-saudara yang saya cintai. Saya SBY yang 10 tahun memimpin dan menjalankan pemerintahan di negeri ini, coblos nomor satu,†begitu pesan SBY dalam video tersebut.
Namun Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memastikan video tersebut merupakan hasil gubahan.
Melalui sebuah video perbandingan yang diunggah di akun Twitter pribadinya, Ferdinand menjelaskan bahwa video SBY itu merupakan video tahun 2015. Video dibuat untuk memberi arahan pada Pilkada 2015.
Baginya, editan video yang seolah SBY mendukung Jokowi merupakan bukti bahwa pendukung Jokowi mulai sadar atas besarnya dukungan SBY. Mereka sadar dukungan SBY pada Prabowo sangat masif dan bisa membuat Jokowi kalah.
SBY dan Demokrat dukung Prabowo. Yang membuat ini beda adalah dukungan SBY. Adanya video editan cebi (pendukung Jokowi) itu menunjukkan mereka sudah sadar kalah karena SBY dukung Prabowo,†tukasnya. [RMOL]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tidak Aktif di PBNU, Habib Salim Ingatkan Gus Ipul untuk Tidak Provokatif
- Demokrat Usul Hak Angket untuk Bongkar Transaksi Janggal Rp 349 Triliun
- Peningkatan Kemandirian Pangan, Bamsoet Dorong Generasi Muda jadi Petani