Suara-suara penundaan Pemilu Serentak 2024 yang digaungkan sejumlah ketua umum partai politik ditolak berbagai unsur masyarakat. Pasalnya, diduga wacana itu sarat kepentingan perpanjangan masa jabatan presiden.
- Langgar UU Kuota Haji Khusus, Ketua DPD RI Bakal Panggil Menteri Agama
- Kepala BPIP Sering Bikin Resah, Yudian Wahyudi Pantasnya Dipecat
- Jubir Prabowo: Anak Dijadikan Alat Politik Jatuhkan Rival adalah Watak Bengis
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, pihak-pihak yang menyuarakan penundaan pemilu masuk kategori kelompok yang ingin mencari untuk politik.
"Apapun alasan mereka apakah karena pandemi, karena pemulihan ekonomi atau alasan perang Rusia-Ukraina, tetap alasan mereka tidak common sense sama sekali menunda pemilu," ujar Pangi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (26/2).
Lebih dari itu, Pangi memandang baik pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, maupun Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, mengenai alasan penundaan pemilu adalah suatu pola pikir yang memiliki kesan politik yang kental.
"Politisi model begini jelas membahayakan presiden, pembisik yang sengaja mencoba menjebak presiden agar menjadi pemimpin otoritarian," tuturnya.
"Bahaya kalau presiden terpengaruh sama bisikan dan masuk perangkap jebakan politisi model seperti ini, ini sama saja menampar wajah presiden," demikian Pangi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Debat Terakhir, Ganjar-Anies Diprediksi Kembali Serang Prabowo
- Karena Bestie, Cawapres Prabowo Dikomunikasikan Dulu ke Jokowi
- Ketum Parpol Dilarang Ikut Konvensi Atas Masukan Surya Paloh