Tingginya jumlah perawat di Jawa Timur yang terpapar virus Covid-19 belum sebanding dengan janji tunjangan atau insentif dari pemerintah.
- Target 2000 Jenis Pfizer, Kapolda Jatim Tinjau Vaksinasi di Gresik
- Gara-gara Cuaca Buruk dan Covid-19, 2.600 Penerbangan Dibatalkan
- Pertama Kali Dihantam Covid-19, Kim Jong-un Gerak Cepat Lockdown Korea Utara
Dari data yang disampaikan DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, tidak semua perawat telah menerima instensif yang dijanjikan pemerintah.
"Baru sekitar 10 sampai 20 persen yang menerima," kata Ketua DPW PPNI Jatim, Prof Nursalam saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (2/7).
Dijelaskan Nursalam, Tingginya jumlah pasien yang terpapar virus corona di rumah sakit menjadi beban berat bagi perawat yang menjadikan imunitas turun dan mudah tertular.
"Apalagi seorang perawat beresiko lebih tinggi karena perawat harus kontak dengan pasien 24 jam," jelasnya.
Untuk itu, lanjut Nursalam, pemerintah harus menjamin tes Swab atau PCR secara berkala pada perawat di Jatim termasuk penyediaan APD, Nutrisi dan Vitamin.
"Hingga awal Juli ini sudah 146 perawat terinfeksi covid nine teen, 11 diantaranya meninggal dunia," tandas Nursalam.
Diketahui, Surabaya masih menjadi peringkat pertama jumlah perawat yang terpapar virus corona. Dari 146 perawat, 63 diantaranya dari Surabaya sedangkan sisanya tersebar di 12 Kabupaten di Jatim diantaranya Sidoarjo, Malang, Kediri, Probolinggo, Situbondo, Tulungagung, Jombang, Madiun dan empat Kabupaten di pulau Madura.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hanya dalam 2 Pekan, Kasus Covid-19 di Kota Bandung Melonjak 100 Persen
- Tekan Angka Kematian Di Malang Raya, Agusdono Minta Pemerintah Maksimalkan Pelayanan Rumah Sakit Yang Dikelola Kampus
- Indonesia Harus Belajar Dari India Yang Berhasil Turunkan Kasus Covid 5 Kali Lipat